TRIBUNNEWS.COM, TERNATE - Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), John Wempi Wetipo, mengajak warga Kota Ternate untuk ikut bersama-sama merawat Benteng Oranje, yang baru saja selesai direvitalisasi tahun lalu.
Revitalisasi tahap akhir cagar budaya ini menggunakan APBN senilai Rp 9,9 M.
“Benteng Oranje ini direvilitasi menggunakan uang rakyat. Jadi sudah semestinya rakyat, khususnya warga Ternate, mempunyai sense of belonging terhadap bangunan yang memiliki nilai sejarah ini,” kata Wempi.
Hal itu dikatakan Wempi saat mengunjungi Benteng Oranje, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (27/1/2020).
Selain mengunjungi Benteng Oranje, Wempi juga meninjau sejumlah infrastruktur yang sedang dalam proses pembangunan dan juga rekonstruksi pascabencana.
Revitaliasi Benteng Oranje seluas 42,883 meter persegi ini sudah dilakukan bertahap selama 8 tahun. Revitaslisasi tahap akhir ini mencakup revitalisasi gedung, yang sebagiannya tercancam roboh, serta pembuatan lahan parkir.
“Kami berharap dengan revitalisasi ini Benteng Oranje tidak hanya memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat, tetapi juga nilai ekonomi lewat pariwisata dan juga lewat berbagai kegiatan kreatif,” ujar mantan Bupati Jayawijaya pencetus Festival Budaya Lembah Baliem.
Saat ini Benteng Oranje memang sudah menjadi tempat berbagai kegiatan komunitas dan para pelaku industri kreatif. Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) tahun lalu pun digelar di benteng di pusat Kota Ternate ini.
“Kami berharap revitalisasi ini bisa lebih menggairahkan lagi anak-anak muda Ternate untuk mengadakan kegiatan-kegiatan kreatif dan edukatif di Benteng Oranje,” ujarnya.
“Karena pembangunan infrastruktur bisa menunjang pembangunan manusia, yang menjadi fokus periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi,” kata mantan kepala daerah yang dikenal sukses membangun infrastruktur pegunungan Papua Tengah ini.
Untuk diketahui, Benteng Oranje dibangun oleh Portugis dan dihuni oleh orang Melayu. Pada 26 Mei 1607, benteng ini dipugar oleh Cornelis Matclief de Jonge yang merupakan bangsa Belanda dan diberi nama Benteng Oranje oleh Francois Wiltlentt pada 1609 atau pada masa Pemerintahan Sultan Mudaffar.
Kawasan Benteng ini terdiri dari berbagai macam situs dan bangunan, seperti Menara Genta, Genta Maria Nostra Senhora Del Rosario, penjara dan prasasti VOC.
Jejak Ternate sebagai titik nol jalur rempah juga ditunjukkan dengan adanya Museum Rempah di dalam Benteng Oranje.