TRIBUNNEWS.COM - Warga Banyuwangi dihebohkan dengan penemuan jenazah perempuan yang gosong.
Tepatnya di Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, warga temukan jenazah di tumpukan jerami dengan kondisi mengenaskan.
Menurut laporan Kompas TV, jenazah ditemukan pada 25 Januari 2020, lalu.
Jenazah lalu dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi.
Kondisi jenazah yang rusak membuat pihak kepolisian dan juga warga kesulitan mengenali korban.
Selang dua hari, tim DVI Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi identitas mayat perempuan muda tersebut.
Dikutip dari Kompas TV, korban bernama Rosida, Warga Desa Paring, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelum dibakar, diduga korban terlebih dahulu meninggal dunia akibat kehabisan oksigen karena terdapat luka lebam bekas cekikan di leher.
Identitas terungkap setelah petugas berhasil mencocokan gigi.
Penyidik juga mencoba mencocokkan beberapa bagian tubuh lainnya dengan korban yang sebelumnya di laporkan hilang oleh pihak keluarga.
Menurut keterangan keluarga, korban masih berumur 18 tahun dan terakhir meninggalkan rumah pada Jumat (24/1/2020) pagi saat berpamitan bekerja.
Setelah tiga hari dari penemuan jenazah Rosida, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku.
Dikutip dari siaran langsung Sidik Jari tvOne, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin membenarkan penangkapan pelaku pembunuhan sadis ini.
Arman Asmara menjelaskan jika pelaku bekerja di tempat yang sama dengan korban.
Lebih lanjut, Kapolresta Banyuwangi menyebut motif pelaku membunuh korban hanya karena sakit hati disebut gendut.
"Kita duga, rasa sakit hati dimana pelaku oleh korban yang sering menyebut pelaku 'Boboho' atau yang mempunyai tubuh yang gendut. Jadi ini sudah direncanakan seminggu sama pelaku sebelum melakukan pembunuhan tersebut," ujar Arman Asmara.
Arman Asmara menegaskan kembali jika saat ini motif pelaku hanya karena sakit hati pada korban.
"Sementara karena sakit hati di mana pelaku dikatakan oleh korban bertubuh besar ataupun gendut, Boboho dan sebagainya," lanjut Arman Asmara.
Arman menjelaskan jika korban dan pelaku juga sudah saling mengenal kurang lebih sejak 20 hari sebelum pembunuhan terjadi.
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)