TRIBUNNEWS.COM - Kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi.
Kali ini menimpa sejumlah siswa yang berada di sekolah dasar negeri di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Dari pengakuan para siswa, guru honorer tersebut menampar menggunakan buku LKS.
Orangtua siswa yang mengetahui kejadian tersebut, tidak terima dan mendatangi sekolah untuk meminta kejelasan.
Menurut mereka (orangtua siswa, red), apa yang dilakukan oleh sang guru dinilai tidak tepat untuk menghukum anak-anak dengan cara kekerasan.
Anggota DPRD Kota Sukabumi, Tatan Kusnandi membenarkan aksi pemukulan tersebut.
"Guru yang punya masalah ini, dia mengakui (memukul siswa) dengan alasan karena saat anak-anaknya ditinggalkan. Mereka bermain tidak karuan," kata Tatan dikutip dari Program Indonesia Update KompasTV, Rabu (29/1/2020).
Baca: Priyo Budi Santoso Nilai Pemerintah Dinilai Tak Adil Terkait Dana Parpol
Baca: Mahasiswa di Wuhan: Kami Menunggu Kepastian Pulang ke Tanah Air
Meskipun demikian, Tatan tetap menyayangkan apa yang dilakukan oleh oknum guru tersebut.
Menurutnya, masih ada cara lain untuk memberitahu kesalahan
"Tetapi dengan cara lain untuk memberikan teguran, menghadapi siswa-siswa bukan dengan pukulan," tegasnya.
Pasca pemukulan, sejumlah orangtua siswa berniat mendatangi sekolah namun berhasil dicegah.
Mediasi kemudian dihadiri oleh perwakilan orangtua siswa, guru bersangkutan, pihak sekolah, dinas pendidikan, dan perwakilan DPRD Kota Sukabumi.
Tatan melanjutkan, dari hasil mediasi menghasilkan dua pilihan.
Opsi pertama orangtua siswa meminta guru yang bersangkutan untuk dipindahkan dari sekolah tersebut.
"Pilihan kedua jika tidak maka orangtua siswa akan membuat laporan ke pihak kepolisian lewat jalur hukum," ujar Tatan.
Tatan juga telah meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Sukabumi untuk memberikan sanksi kepada guru honorer tersebut.
Baca: Status Tersangka Sunda Empire, Ridwan Kamil Imbau Masyarakat: Jangan Terjebak Ilusi Tidak Jelas
Baca: Muncul Kerajaan Baru King of The King, Roy Suryo Sebut Ada Dalang di Balik Munculnya Kerajaan
Kata orangtua siswa
Orangtua siswa, Leli Sopiah menceritakan awal mula dirinya mengetahui kejadian pemukulan tersebut.
"Anak saya pulang dengan keadaan nangis, terus saya ditanya ke anak"
"Kenapa nangis? saya dipukul sama pak guru," kata Leli.
Selain itu, aksi pemukulan juga Leli peroleh dari saudaranya yang satu sekolah dengan anaknya.
"Terus ada lagi saudara saya, sama dia nangis sambil jerit-jerit dipukul bagian leher belakang," imbuhnya.
Hingga saat ini kondisi anak-anak yang menerima pukulan dalam keadaan yang baik.
"Alhamdulillah anak-anak sehat," ujar Leli.
Berdasarkan mediasi yang telah dilakukan, Leli mengatakan guru yang bersangkutan telah mengakui serta meminta maaf atas perbuataanya tersebut.
Meskipun guru bersangkutan telah menerima sanksi dari Dinas Pendidikan Kota Sukabumi diistirahatkan sementara, Leli tetap berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Ya kedeapannya mudah-mudahan nggak ada guru yang seperti itu kepada muridnya," tutupnya.
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)