TRIBUNNEWS.COM - Pengakuan remaja pelaku aksi klitih di Yogyakarta, tak ada motif lain selain untuk senang-senang, menyesal lakukan perbuatan lalu pijat orangtua.
Sebagian pelaku kejahatan jalanan yang dilakukan remaja atau dikenal klitih, kini tengah menjalani proses hukuman di Lembaga Permasyarakatan Khusus Anak ( LPKA) Yogyakarta di Wonosari, Gunungkidul.
Para pelaku klitih mengaku tak memiliki motif dan penyesalan meski sudah melukai korbannya.
Kepala LPKA Yogyakarta Teguh Suroso mengungkapkan, ada 16 anak yang saat ini menjadi warga binaan LPKA.
Sebagian di antaranya merupakan pelaku klitih.
Meski banyak pelaku klitih yang diamankan petugas kepolisian, namun tidak sampai ke ranah pengadilan.