Pemilik akun media sosial Facebook Zikria Dzatil yang diduga telah menghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merupakan seorang ibu rumah tangga.
Dia sudah sudah tinggal selama sekitar 4 tahun di Perumahan Mutiara Bogor Raya, RT 04/16, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.
"Sebetulnya warga saya ini sudah cukup lama juga tinggal di sini. Awalnya ngontrak mungkin 2 tahunan terus rumah itu mungkin cocok, dibeli. Sampai sekarang udah 4 tahunan lah di sini," kata Ketua RW setempat, Priyono kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (2/2/2020).
Priyono menjelaskan bahwa pemilik akun Facebook Zikria Dzatil ini memilik 3 anak yang salah satunya masih berumur 2 tahun.
Sedangkan suaminya, kata dia, kerap bekerja di luar Bogor dan pulang ke rumahnya perumahan ini setiap akhir pekan.
Pemilik akun Facebook Zikria Dzatil ini, lanjut Priyono, seperti ibu rumah tangga pada umumnya.
"Saya kira umum-umum aja kok, artinya ada kegiatan terlibat, kemudian ada kegiatan ibu-ibu juga ikut dan suaminya sendiri juga sering berjamaah di masjid gak masalah," kata Priyono.
Selain itu, pemilik akun Facebook Zikria Dzatil ini, kata dia, juga tidak tampak terlibat partai atau organisasi tertentu.
Termasuk sikap kritis kepada pemerintah atau obrolan politik yang mana juga tak pernah dilakukan terduga pelaku ujaran kebencian dan penghinaan terhadap orang nomor satu di Surabaya itu.
"Selama itu, kalau orang-orang partai itu ada simbol-simbol tertentu atau pampflet atau apalah, ini gak ada. Kampanye atau sosialisasi salah satu warna juga gak pernah," katanya.
Ibu rumah tangga pemilik akun Facebook Zikria Dzatil ini juga membuka warung kelontong di rumahnya yang dibuka menggunakan ruangan bagasi.
"Jualan dia sembako di situ, warung di garasi itu, ada kopi, ada di situ," tambah ketua RT setempat, Komar Saleh.
Pantauan TribunnewsBogor.com di lokasi, rumah pemilik akun Facebook Zikria Dzatil ini kini terkunci kosong tanpa ada aktifitas setelah didatangi polisi.
Diketahui, akun media sosial Facebook Zikria Dzatil ini diduga telah melakukan penghinaan terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.