TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sejumlah sekolah di Natuna tampak terlihat sepi, ratusan pelajar siswa dikabarkan sudah pergi meninggalkan pulau.
Akibatnya proses belajar mengajar tidak berjalan efektif.
Bukan tanpa alasan, surat edaran oleh Pemkab Natuna tentang peliburan sekolah selama dua minggu membuat orang tua dan siswa pergi meninggalkan pulau.
Hal itu sejalan dengan proses masa karantina 237 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi di hanggar Lanud Raden Sajad, Penagih, Ranai, Pulau Natuna.
Pantauan Tribun, Senin (4/2/2020) pagi di Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 3 Ranai, Natuna terlihat sepi.
Hanya ada puluhan siswa yang terlihat beraktivitas di lapangan sekolah, dan bahkan di ruang kelas juga demikian, banyak kursi yang ruangan yang kosong.
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Ranai, Budi Kesumawati menyebutkan hampir setengah jumlah siswanya tidak hadir.
"Iya lumayan banyak, sekitar puluhan siswa tidak hadir. Mungkin persentasi yang tidak hadir 40 persen," ujar Budi saat ditemui di sekolah.
Budi menyebutkan bahwa siswa di SMPN 3 ada sebanyak 225 orang siswa.
Kata dia, hal itu diakibatkan sudah telanjur menginformasikan kepada siswa bahwa Pemkab Natuna meliburkan proses belajar mengajar sekolah-sekolah yang ada di Natuna.
"Kan edarannya kemarin diterbitkan, libur selama 14 hari. Eh.. tahu tahunya ada edaran lagi suruh masuk sekolah," ucap Budi merasa bingung.
Tidak hanya siswa yang berangkat berlibur, Budi mengaku dirinya juga hendak berangkat.
"Bahkan saya juga mau liburan berangkat ke Pekanbaru, rencananya hari ini, manfaatkan liburan lah. Tapi akhirnya batal," kata dia.
Terkait banyaknya siswa yang tidak masuk, Budi mengatakan dirinya pun sulit mengatakannya, sebab banyak orang tua siswa di Natuna yang tidak memiliki handphone.