Berbekal publikasi yang rapi di media sosial, Pandamanda tak kelihatan mencurigakan.
Ternyata harga yang ditawarkan tidak mencukupi biaya pernikahan.
Anwar melakukan teknik gali lubang tutup lubang. Untuk membayar biaya pernikahan sebelumnya ia menggunakan uang yang disetorkan untuk pernikahan berikutnya.
"Tapi uang yang sudah diterima dan digunakan oleh AS sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain, termasuk untuk menutupi pernikahan klien yang sebelumnya," ujar Azis.
"Jadi, misalkan dia menawarkan Rp 50 juta, Rp 65 juta, dan Rp 100 juta itu tidak cukup hitungannya. Maka dia menutupinya dari pendaftar berikutnya, kemudian menutup lagi, menutup lagi," ia menjelaskan.
Tak hanya itu, uang konsumen digunakan untuk mencicil rumah dua lantai yang dibeli Anwar Said.
Neraca keuangan WO Pandamanda mulai oleng sejak 2018 ketika Anwar membeli rumah dua lantai di Depok.
Padahal WO tersebut sudah beroperasi sejak 2013.
Azis Andriansyah menyatakan, sejak 2018, pemilik WO pemilik Pandamanda membeli rumah semimewah tak jauh dari kantor Pandamanda.
"Ini mulai trouble setelah dia beli rumah, untuk DP rumahnya itu dia pakai uang pelanggannya. Jadi uang yang sudah diterima oleh pelaku ini sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya untuk operasional kantor, untuk beli rumah, dan sebagainya," kata Azis
Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Selasa malam, rumah pelaku berupa bangunan dua tingkat dan bertempat di kompleks berkluster.
Rumah itu punya tiga kamar. Satu kamar diperuntukkan untuk kamar pas, satu kamar untuk kamar kerja, dan satu kamar pribadi.
Tidak ada satu unit pun mobil yang terparkir di rumah itu.
Azis berujar, rumah tersebut dibeli Anwar Said seharga Rp 1,2 miliar.