TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini ramai berita ular weling menggigit dan menewaskan orang.
Setidaknya ada 6 kasus menonjol orang digigit ular weling, 5 di antaranya tewas.
Namun tahukah Anda, ular yang memiliki bisa paling mematikan ternyata bukan ular weling atau ular welang.
Panji Petualang sempat melihat ular paling mematikan itu secara langsung.
Bahkan Panji Petualang sempat memegang bagian ekornya.
Dalam video Panji Petualang yang diunggah pada 18 Mei 2018 silam, Panji Petualang menemui koleganya, Tyo Survival.
Ia melihat berbagai jenis ular berbisa termasuk ular taipan.
Ular taipan itu ditempatkan dalam kotak kaca. Sisiknya berwarna gelap.
Memelihara ular berbisa tak disarankan. Ular pun dipelihara untuk dijadikan display saja.
Penanganan ular taipan juga perlu perlengkapan khusus.
Orang yang ingin mendekati ular taipan harus menggunakan celana panjang dan sepatu boots.
Selain itu, orang tersebut juga harus menggunakan grab stick atau snake grab sebagai alat untuk memegang ular.
Panji Petualang sempat memegang bagian ekor ular taipan. Kebetulan ular tersebut sedang ganti kulit.
"Ini (ular taipan) golongannya elapid, masih keluarganya kobra," kata Panji Petualang.
Ketika mengeluarkan ular taipan juga harus pelan-pelan agar aman.
"Di belakang ini, yang double sisik ekornya ini katanya enggak berbisa," kata Panji Petualang sambil memegang ular taipan.
Ternyata ular tersebut memili sisik dobel pada ekor.
Banyak yang mengatakan ular sisik dobel tidak berbisa namun itu tidak bisa menjadi patokan sebab ular taipan memiliki ciri fisik seperti itu.
Ular taipan tersebut juga sedang ganti kulit.
Ketika Panji Petualang memegang ekornya, kulit ular taipan tertinggal di tangannya.
"Wih dia mau ganti kulit," ucapnya.
Sebenarnya ular paling berbisa adalah ular laut Belcher.
Namun, tingkat kasus manusia meninggal karena ular laut lebih rendah.
Oleh sebab itu, ular taipan mendapat peringkat pertama sebagai ular berbisa paling mematikan.
Ular yang memiliki nama ilmiah Oxyuruanus scutellatus itu dapat ditemukan di Papua.
Bisa yang dihasilkan maksimum untuk satu gigitan adalah 110 mg, cukup untuk membunuh sekitar 100 manusia atau 250.000 tikus.
Panjang ular taipan bisa mencapai 3 meter.
Melansir dari Kompas.com, bisa ular taipan berbahaya karena terdiri dari beberapa kompenen beracun yang dapat memengaruhi tubuh manusia.
Bisa ular taipan termasuk neurotoksin dan hemotoksin.
Neurotoksin mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan tubuhnya.
Saat seseorang digigit ular ini, maka dia akan mengalami gejala seperti meracau, kejang, sulit bernapas, hingga kehilangan kemampuan menegndalikan tubuh.
Sedangkan hemotoksin akan mempengaruhi kemampuan darah untuk menggumpal, menyebabkan pendarahan internal, hingga kerusakan organ.
Meskipun ular taipan pedalaman memiliki gigitan yang mematikan, namun ular ini termasuk hewan yang pemalu.
Masih mengutip sumber yang sama, David Penning, seorang ahli biologi dan ahli ular dari Missouri Southern State University mengatakan ular taipan lebih suka menghindari manusia.
Bila manusia terkena gigitannya, Penning menyarankan agar langsung dilarikan ke rumah sakit dan diberikan antiracunnya.
Mangsa ular taipan adalah tikus dan babi.
Taipan berburu pada pagi hingga siang hari. Namun bila suhu panas, ular taipan memilih menjadi nokturnal atau aktif di malam hari. (Tribun Jabar/Fidya Alifa)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ular Taipan, Ular Paling Berbisa di Dunia, Bisa Satu Gigitan Cukup untuk Tewaskan 100 Orang