Seperti yang dialami Ali Gunawan, Kepala SMA Negeri Muara Kulam di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara, Sumsel.
Ali Gunawan mengungkapkan, ia terpaksa mengutang uang keluarganya untuk menalangi biaya operasional sekolah akibat keterlambatan dana BOS.
"Ngutang sana ngutang sini, minjam sama keluarga yang ada uang lebih, nanti pas dana BOS cair baru dikembalikan," katanya, Jumat (13/2/2020).
Meminjam uang itu tak bisa dielak kata Ali, karena kegiatan di sekolahnya terutama di awal tahun cukup banyak sedangkan dana BOS belum cair.
Misalnya dari Januari hingga Juni mendatang, siswa akan mengikuti beberapa kegiatan perlombaan di tingkat kabupaten.
Seperti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Kompetisi Sains Nasional (KSN), dan Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (KOSN).
Semua itu membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mobilisasi keberangkatan siswa yang akan mengikuti kegiatan tersebut.
"Dari sekolah kami ini ke Rupit (ibukota) tiga jam, bukan cuma untuk kegiatan siswa saja, saya juga mau mengurus ini dan itu butuh transport," katanya.
Belum lagi untuk keperluan operasional sekolah, seperti kebutuhan alat tulis kantor (ATK) untuk belajar mengajar sehari-hari.
"Kalau ATK, tempat kami beli dia paham, jadi bisa ngutang, cuma itulah kalau ngutang harganya berbeda, ngutang lebih mahal," ujarnya.
Selain ngutang lanjut Ali, ia juga terpaksa menjual perhiasan istrinya untuk menalangi biaya operasional dan kegiatan sekolah.
"Iya, emas istri saya sampai terjual untuk nalangin, mau gimana lagi, tidak punya dana, sementara kegiatan sekolah harus tetap berjalan," ceritanya.
Kendati kondisi keuangan sekolahnya dalam keadaan sulit, namun Ali Gunawan mengaku tak pernah meminjam atau memungut dana dari orangtua siswa.
Ali tidak mau membebankan bahkan tidak pernah menceritakan tentang kesulitan keuangan sekolahnya kepada orangtua siswa.