Dirinya mengungkapkan yang membedakan dengan durian yang lain yaitu buah durian Putu Kembang jatuh dari pohonnya.
Menurutnya, pohon durian kembang berada di tengah hutan dan jarak dari rumah ke hutan kurang lebih sejauh dua kilometer.
"Jatuh dari pohon itu namanya jatuh tiban mas. Durian Putu Kembang, kalau jatuh dari pohonnya dijamin rasanya enak sekali ada manisnya, daging tebal dan bijinya kecil."
"Untuk durian lokal Lolong sendiri rasanya beraneka ragam dari rasa manis, pahit, ada juga yang pedas, dan bahkan ada juga yang baunya menyerupai alkohol," ungkapnya.
Ia juga menceritakan masyarakat kalau berkunjung ke Lolong pasti mencari buah durian jenis Kembang.
Bahkan, banyak warga dari Kabupaten Pekalongan berkunjung ke rumah untuk mencari durian kembang.
"Selain warga, banyak pejabat Pemkab Pekalongan datang ke rumah untuk beli durian kembang. Selain dibeli, durian kembang sering disuguhkan tamu yang hadir di Kajen," jelasnya.
Taryali menambahkan untuk harga satu buah durian kembang paling murah dihargai Rp 150 ribu dan untuk paling mahal Rp 250.
Sedangkan, untuk durian putu kembang dijual dengan harga Rp 100 ribu.
Selain itu, buah durian kembang dan putu kembang juga sering dikirim ke Tegal, Comal, Pemalang, dan Kalimantan.
"Saya berharap durian lokal yang ada di Kabupaten Pekalongan terus berkembang dan bisa masuk ke pasar nasional," tambahnya.
Terpisah Ines (22) warga Kedungwuni mengatakan ia sengaja datang ke rumah pemenang kontes durian di Desa Legokkalong, karena penasaran dengan rasa buah duriannya.
"Kemarin lihat berita mengenai pemenang kontes durian, karena saya sangat suka dengan buah durian akhirnya saya mencari alamat rumah pemenang kontestan durian."
"Walaupun, agak rumit lokasi rumahnya dan disambut hujan lebat. Tapi, saya tidak menyesal setelah mencoba durian putu kembang yang menjadi pemenang kontes durian. Ternyata rasanya enak sekali," katanya.