RRP tidak bisa berdiri tegak sehingga pulang sekolah harus dijemput pamannya.
"Jadi saat itu seusai dianiaya, anak saya tidak bisa berdiri dan dijemput pamanya," ungkap Fitri.
Dikatakan Fitri, pada malam hari kejadian, RRP tidak bisa tidur akibat rasa sakit di pinggangnya tersebut.
RRP pun merasakan sakit hanya dengan memiringkan tubuhnya saat berbaring.
Pada hari Sabtu (15/2/2020), wali kelas RRP, Desi, mengetahui kejadian tersebut dan mengajak RRP untuk diurut.
Karena belum ada tindakan dari pihak sekolah untuk menengahi kejadian bullying yang terjadi di sekolah tersebut, Fitri (42), orang tua RRP mendatangi sekolah.
Fitri datang dan menemui wali kelas, dan kepala sekolah langsung memanggil keempat anak yang diduga membully RRP.
Keempat anak tersebut mengaku telah melakukan pembullyan.
Fitri geram karena emosi hingga menampar salah satu anak yakni FT.
Pihak sekolah enggan menengahi permasalahan bullying ini karena takut reputasi sekolah jatuh.
Pihak sekolah pun mengaku tidak menangani cepat permasalahan tersebut karena RRP tidak melapor ke guru pada saat kejadian.
Pengakuan RRP, sebelumnya pada Senin (10/2/2020) dirinya pun pernah didorong oleh KH hingga bibirnya pecah.
RRP sudah menjadi target bully oleh kelompok empat orang anak ini sejak lama karena kondisinya yang lemah.
Pihak sekolah hanya memanggil orang tua dari keempat anak bermasalah tersebut itu pun setelah ditekan oleh Fitri.