Mereka yang ada di sekolah para guru, orang tua siswa, tetangga korban susur sungai, polisi, tim relawan dan tim psikologi.
Di samping tiang bendera di halaman sekolah berjejer karangan bunga belasungkawa.
Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD menerangkan, korban luka-luka yang menjalani rawat inap hingga saat ini berjumlah dua orang, sedangkan 22 orang menjalani rawat jalan.
Rini Antari, warga Garongan yang merupakan orang tua siswa, Heksa Putranti mengaku berjaga di sekolah pagi kemarin.
Baca: Vidi Aldiano Tak Segan Umbar Kedekatan dengan Mantan Kekasih, Boy William: Masih Ciuman Enggak Tapi?
Baca: Cerita Aksi Heroik 2 Siswa SMP 1 Turi Yogyakarta Selamatkan Temannya Saat Susur Sungai: Jangan Panik
Sedang putrinya yang Jumat (21/2/2020) sempat ikut terseret arus deras sungai, sedang melayat ke rumah teman-temannya.
"Saya nungguin anak saya. Katanya nanti balik ke sekolah dulu. Saya cuma pesan jangan jauh-jauh perginya," tutur dia.
Dengan mata berkaca-kaca, Rini menceritakan kepada Tribun Jogja tentang peristiwa nahas kemarin.
Putri bungsunya itu kemarin izin kepada Rini dan suami berkata akan mengikuti kegiatan Pramuka pada sorenya.
Pukul 11.00 WIB Heksa sempat pulang ke rumah setelah kegiatan sekolah selesai.
Kemudian, kembali ke sekolah pukul 13.00 untuk mengikuti Pramuka.
"Siang itu langit di utara sudah gelap. Suami saya bilang ke anak tidak usah ikut Pramuka karena sepertinya akan hujan. Saya waktu itu enggak tahu kalau ada kegiatan di sungai, saya kira di sekolah saja. Saya izinkan anak pergi karena ekskul Pramuka kan sekarang wajib," ujar Rini.
Sampai hujan turun setelah asar, Rini tidak berpikir apa pun. Sekitar pukul 16.30 barulah Rini dipanggil ibunya (nenek Heksa).
"Saya dimarahin ibu saya, katanya ini (di media) anak-anak SMP pada hilang, pada meninggal," kata Rini.
Baca: Jengkel Pijatannya Disebut Tak Seenak Istri Sebelumnya, Wanita Ini Tusuk Suami Hingga Meregang Nyawa
Baca: Lokasi Banjir Jakarta Tersebar di 36 Kelurahan: Menteng, Rawamangun, Ragunan hingga Cililitan
Trauma