"Artinya, ketegaran anak-anak sekarang harusnya berlipat kali ketegaran anak-anak di zaman kita dahulu, semasih tiap keluarga punya banyak anak sehingga anak-anak harus mandiri sejak dini dan tahan banting. Kini, dengan rata2 dua anak per keluarga, anak2 cenderung dimanja," tulisnya.
Lebih lanjut, Sudjiwo Tedjo menyinggung soal adanya persepekstif HAM yang kini membuat guru harus meminta izin sekedar untuk menjewer murid.
Dengan kondisi ini, adanya upaya kreasi guru untuk mendidik murid sudah semestinya tetap dihargai.
"Sudah itu ada “agama” baru yang bernama HAM, yang untuk menjewer muridnya saja guru-guru sekarang harus minta izin orangtuanya dulu agar tak dilaporkan polisi (bandingkan dgn di zaman kita dahulu yang kenyang dengan tempelengan guru maupun cambukan kyai di surau)."
"Artinya, setiap upaya dari para guru untuk berkreasi membuat peserta didik tegar, harus dihargai. Bila ternyata lalai. Hukum kelalaiannya. Tapi martabatnya sebagai guru tetap harus dijunjung tinggi, kecuali kalau perbuatan mereka dilandasi oleh niat jahat sejak awal," tulisnya.
Sudjiwo Tedjo kembali menegaskan, pendapatnya itu ia sampaikan dengan tidak mengurangi rasa empati terhadap keluarga murid yang meninggal dunia.
"Demikian uneg2 saya Pak Kapolri Jenderal Pol Idham Azis. Mohon maaf atas kesalahan, karena, itu tadi, saya tidak pernah dididik dalam ilmu kepolisian, sehingga bisa saja polisi atas pemeriksaan patut menduga sudah ada niat jahat para tersangka sejak awal."
"Dan sekali lagi, uneg2 itu saya tulis dengan menyertakan empati mendalam di setiap hurufnya, kepada para murid yang meninggal, luka-luka, traumatis dll dari peristiwa itu beserta seluruh keluarganya. Salam," tutupnya.
Tersangka IYA Mengaku Pengundulan atas Permintaan Sendiri
Sebelumnya, tersangka IYA telah memberikan penjelasan terkait kepalanya yang digundul.
Ia menyatakan penggundulan terhadap dirinya dan dua tersangka lainnya, R dan DS merupakan permintaan mereka sendiri.
"Jadi kalau gundul itu memang permintaan kami, jadi pada dasarnya demi keamanan, karena kalau saya tidak gundul banyak yang melihat saya."
"Kalau gundul kan sama-sama di dalam gundul semua. Jadi ini permintaan kami," katanya, Rabu (26/2/2020) sebagaimana dikutip dari TribunJogja.
Baca: Lihat Tersangka Susur Sungai yang Digunduli & Jalan Tanpa Alas, para Guru Protes & Singgung Koruptor
Mereka tidak ingin terlihat mencolok sehingga, selain gundul mereka juga ingin mengenakan seragam tahanan yang sama dikenakan oleh tahanan lainnya.