TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku telah memerintahkan jajarannya menyimpan masker, setelah adanya wabah virus corona di Wuhan, China, pada Januari 2020 lalu.
Namun, Risma membantah jika persediaan masker tersebut untuk kepentingan pribadinya.
Ia menyimpan masker karena ada prediksi jika Gunung Kelud akan meletus.
Sehingga dirinya memerintah Dinas Kesehatan untuk menyimpan persediaan masker dan baju khusus.
"Sebetulnya saat itu (ada prediksi gunung meletus), aku sudah perintahkan untuk temen-temen Dinas Kesehatan menyimpan persediaan masker."
"Kemudian persediaan baju. Baju kaya astronot itu. Jadi bukan masker saja yang saya minta menyimpan," kata Risma di Solo, Rabu (4/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca: BUMD DKI Banderol Masker Rp300 Ribu, PSI: Jakarta Darurat Tapi Malah Ambil Untung
Baca: Masker Hasil Sitaan Penimbun Dijual Seharga Rp 4 Ribuan Per 10 Buah di Polrestro Jakarta Utara
Baca: Kasus Masker Bekas Dijual Kembali, Dinkes DKI Akui Dapat Aduan Sejak Februari: Sudah Dibentuk Satgas
Risma juga memerintahkan jajarannya untuk membagikan masker tersebut ke setiap kelurahan di Surabaya, setelah adanya wabah virus corona.
"Tapi saat ada kejadian Wuhan saya minta dibagi ke kelurahan, sekarang sudah ada di kelurahan dan dibagi ke kelurahan," ungkapnya, dikutip dari TribunSolo.com, Rabu.
"Cek saja di puskesmas dan kelurahan, sudah sejak bulan Januari, kalau ada kejadian, warga lebih cepat mendapatkan bantuan masker," lanjutnya.
Menurutnya, pembagian masker ke masyarakat akan menunggu keputusan dari Dinas Kesehatan Surabaya.
"Makanya kita belum bagi, sesuai dinas kesehatan kondisinya seperti apa," katanya.
"Kalau dinas kesehatan sudah memutuskan, langsung kita bagi, sekarang akan dibagi gratis," jelas Risma.
Pernyataan Penimbunan Masker
Sebelumnya, Risma menyampaikan, pihaknya telah menyimpan persediaan masker, sebelum virus corona masuk Indonesia.