"Itu banyak yang menyakitkan pasien, lingkungan kami, dan itu simpang siur kami bingung mana sih yang harus pegangan informasi," bebernya.
Tidak hanya dari sosial media, infomasi tersebut juga dilontarkan oleh pihak yang memiliki wewenang.
"Termasuk info-info yang mengatakan seluruh warga saya akan di isolasi selama 14 hari. Setelah saya track medianya, statemen dari pihak yang punya otoritas (Kadis Kominfo Depok)," ucap Anis.
Baca: Takut Virus Corona, Sejumlah Suporter Jepang Diusir di Jerman, Kasus Corona Munculkan Isu Rasial
Berdampak kepada warga di perumahan
Anis menjelaskan terdapat sejumlah dampak yang langsung dirasakan kepada warga yang tinggal di lingungan perumahannya akibat kesimpangsiuran infomasi.
"Pertama adalah banyak warga di perumahan kami yang tidak boleh ngantor."
"Sampai mereka dapat surat resmi bahwa bebas dari virus corona. Dari pihak yang punya otoritas yang hari-hari ini sulit kami komunikasikan," tegasnya.
Dampak kedua, menurut Anis yang rasakan adalah warga kesulitan memesan transportasi online yang berulang kali di-cancel.
Baca: Moeldoko Nilai Tidak Perlu Payung Hukum Baru Tangani Wabah Virus Corona
"Terutama dari perumahan ini begitu. Kemudian anak saya mengalami sendiri, dia ditanya temennya yang macem-macem gara-gara tinggal di perumahan ini," kata Anis.
Terakhir Anis merharap pemerintah mengambil langkah tegas.
"Dalam hal ini Pak Moeldoko sebagai kepala KSP, ya semua harus didudukkan, biar masyarakat ini tidak bingung dan masyarakat tidak dirugikan."
"Kami hari ini sudah merasakan banyak sekali kerugian di perumahan akibat informasi yang simpang siur," tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)