"Tentu ini yang kita sayangkan dan perlu kesadaran bersama agar jurang kesenjangan ini terkikis,” papar dia.
Persoalan ketiga yang jadi sorotan dalam Rakernas bertemakan “Nahdliyin dan Tantangan Ekonomi 4.0” ini, adalah penguatan Islam moderat sebagai identitas Islam Indonesia.
Moderasi beragama tersebut sejatinya dapat diaplikasikan dalam berbagai lini kehidupan.
Konsepsi moderasi Islam ini bisa mendasari sikap dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Sekjen IKANU, M Anis Mashduqi, menambahkan Rakernas ini digelar sebagai wujud tanggung jawab alumni NU yang pernah menempuh studi di Mesir menjawab berbagai persoalan umat dan bangsa.
Dia menekankan Rakernas menjadi momentum untuk memperkuat peran para kader NU di tengah-tengah masyarakat. Peran tersebut dalam kancah lokal, nasional, dan internasional.
“Kita ingin Rakernas mengakselerasi kontribusi sekaligus mendistribusikan kerja nyata para alumni NU Mesir,” kata dia.
Ketua panitia pelaksana Rakernas IKANU, Mukhlis Yusuf Arbi, menyatakan berbagai kegiatan akan digelar selama Rakernas.
Di antaranya adalah simposium nasional, sharing, dan ekspo karya para anggota IKANU.
Kegiatan pra acara juga digelar, antara lain focuss group discussion (FGD), dan silaturahim ke tokoh-tokoh NU.
Dia berharap kegiatan ini memotivasi para alumni IKANU Mesir untuk mengambil peran utama dalam kaitan hubungan antara Institusi Al Azhar Mesir dan keluarga besar NU di Tanah Air.
"Saya rasa kesamaan ideologi dan pergerakan Al Azhar dengan NU bisa jadi pintu masuknya.” tutur dia.