Bengkak semakin parah ini terjadi pada 22 Februari 2020.
Selain bengkak semakin besar, di badan Maira tumbuh benjolan-benjolan kecil seperti di kening dan ketiak.
Etik sempat menanyakan kondisi anaknya ke dokter spesialis kulit.
Sang dokter memvonis jari anaknya mengalami infeksi akibat tumor.
Meski memiliki BPJS, Etik harus membayar obat sendiri.
Suaminya, Wanto (30), sehari-sehari hanya buruh serabutan di Sragen.
Wanto pun tak sanggup membiayai pengobatan anaknya.
"Sekali kontrol bayar Rp 90-300 ribu untuk obatnya saja."
"Apalagi untuk mondar-mandir rumah sakit."
"Saya utang ke sana-kemari saja sudah ada Rp 11 juta," kata dia.
Setiap Selasa, Etik masih terus mengontrol anaknya ke RSUD dr Moeward.
Perempuan ini hanya berharap sang anak sembuh tanpa harus diamputasi.
"Harapannya cepat sembuh, kalau masih bisa jalan lain jangan amputasi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Kisah Sedih Bayi Tsamara di Sragen, Jarinya Terancam Diamputasi Setelah Digigit Kutu Kucing"