TRIBUNNEWS.COM - Berawal digigit kutu kecil, Tsamara Khumaira Maritza bayi 11 bulan alami bengkak di jari manis kanan.
Warga Dukuh Dayu, Desa Jati Tengah, Kecamatan Sukodono, Sragen, ini kemudian beberapa kali dibawa berobat ke tiga rumah sakit.
Ternyata dokter bedah anak dari RS Moewardi Solo menyarankan jari Maira diamputasi.
Ibu Maira, Etik Susilowati (29), menuturkan awal musibah ini menimpa anaknya ketika masih berumur 4 bulan.
Ketika itu, dia sedang memasak di dapur.
Etik tak tega meninggalkan Maira sendirian di kamar sehingga membawanya ke pawon.
"Sebenarnya saya minta kakaknya yang jaga."
"Kakaknya malah pergi main, ya sudah Maira saya tidurkan dekat dengan saya yang sedang masak," terang Etik kepada Tribunjateng.com, Minggu (8/3/2020).
Ketika Maira menangis, Etik mendekati sang bayi.
Dia melihat ada kutu kecil di tangan Maira semacam pinjal (sebutan bagi kutu kucing di Karanganyar).
"Langsung kutunya saya buang."
"Ada bekas merah kayak digigit nyamuk."
"Terus saya oles pakai minyak telon saja waktu itu," lanjutnya.
Baca: Penampilan Menipu Warung Seafood Ini Viral, dari Luar Tampak Normal, Kondisi Dapur Beda Jauh
Baca: Dulu Viral, Ini Kabar TKW Blitar yang Dinikahi Bule Australia, Penampilan Perubah, Tetap Romantis!
Baca: Viral Video Rumah Dihancurkan di Ponorogo, Istri Selingkuh Sampai Hamil Saat Suami jadi TKI di Korea
Etik mengaku tidak memiliki ataupun memelihara kucing di rumahnya.
Dia setiap hari memberikan minyak telon di jari Maira, ternyata bentol itu tak kunjung pulih.
Etik selanjutnya membawa Maira ke bidan desa dan Puskesmas Sukodono untuk berobat.
Bayi mungil ini diberi salep, bukannya mengecil justru bengkak semakin parah.
Tidak selesai di situ, akhirnya Etik membawa Maira ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
Di sini Maira diminta rawat inap.
Karena tak kunjung mendapatkan kamar, Etik pindah ke RSI Amal Sehat.
"Kontrol beberapa kali, dapat sirup dapat obat tambah bengkak juga."
"Akhirnya diminta untuk diperiksa laboratorium, hasilnya peradangan," kata Etik.
Tidak membuahkan hasil, Maira dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo pada awal Januari.
Beberapa kali kontrol bengkak di tangan Maira sedikit berkurang.
Terakhir seorang dokter memintanya datang ke klinik.
"Disuntik di klinik, katanya obatnya tidak bisa dibawa ke rumah sakit."
"Setelah disuntik anak saya demam, paginya bengkak tambah parah," lanjut Etik.
Bengkak semakin parah ini terjadi pada 22 Februari 2020.
Selain bengkak semakin besar, di badan Maira tumbuh benjolan-benjolan kecil seperti di kening dan ketiak.
Etik sempat menanyakan kondisi anaknya ke dokter spesialis kulit.
Sang dokter memvonis jari anaknya mengalami infeksi akibat tumor.
Meski memiliki BPJS, Etik harus membayar obat sendiri.
Suaminya, Wanto (30), sehari-sehari hanya buruh serabutan di Sragen.
Wanto pun tak sanggup membiayai pengobatan anaknya.
"Sekali kontrol bayar Rp 90-300 ribu untuk obatnya saja."
"Apalagi untuk mondar-mandir rumah sakit."
"Saya utang ke sana-kemari saja sudah ada Rp 11 juta," kata dia.
Setiap Selasa, Etik masih terus mengontrol anaknya ke RSUD dr Moeward.
Perempuan ini hanya berharap sang anak sembuh tanpa harus diamputasi.
"Harapannya cepat sembuh, kalau masih bisa jalan lain jangan amputasi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Kisah Sedih Bayi Tsamara di Sragen, Jarinya Terancam Diamputasi Setelah Digigit Kutu Kucing"