Ia menyebutkan, stasiun seismik ini adalah stasiun monitoring gempa yang baru saja dibangun BMKG pada tahun 2019 lalu.
Baca: Info BMKG: Gempa Bumi M 5,8 Guncang Enggano Bengkulu Selasa Malam, Tidak Berpotensi Tsunami
Menurut Daryono, keberadaan sensor seismik baru ini memiliki andil dalam menambah akurasi parameter gempa hasil analisis BMKG.
Lebih lanjut, Daryono menuturkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).
"Berdasarkan kondisi geologi dan tataan tektonik di wilayah Jawa Barat bagian selatan ada dugaan bahwa sesar ini memiliki pergeseran ke kiri (left lateral)," tuturnya.
Dengan melihat peta zonasi sumber gempa di wilayah Jawa Barat, Daryono menambahkan, tampak bahwa lokasi episenter gempa ini berada di zona Sesar Citarik.
"Zona sumber gempa sesar aktif ini berada di sebelah barat Sesar Cimandiri, akan tetapi berada di sebelah timur zona sumber gempa Kluster Bogor yang aktif memicu rentetan gempa swarm yang berpusat di Kecamatan Nanggung, Bogor pada bulan Agustus 2019," jelas Daryono.
Hasil Analisis Peta Tingkat Guncangan Gempa
Sementara itu, Daryono menyebutkan, hasil analisis peta tingkat guncangan gempa (shake map) yang dipublikasikan oleh BMKG sesaat setelah gempa menunjukkan bahwa di zona pusat gempa dan sekitarnya menunjukkan warna kuning yang artinya dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI.
Estimasi terjadinya kerusakan akibat gempa oleh BMKG ini sangat akurat yang ditunjukkan dengan bukti terjadinya kerusakan di lapangan.
Data BPBD Provinsi Jawa Barat menunjukan gempa ini menimbulkan kerusakan di beberapa wilayah kecamatan di Sukabumi.
Selain itu, guncangan gempa juga dirasakan di Cikidang, Ciambar, Cidahu dalam skala intensitas IV - V MMI dimana guncangan dirasakan oleh hampir semua penduduk menyebabkan warga berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Sementara itu, guncangan juga dirasakan di Panggarangan, Bayah, Sukabumi dalam skala intenaitas III MMI dimana guncangan dirasakan seperti ada truk berlalu.
Daryono menyebutkan, gempa Sukabumi ini termasuk gempa tipe II.
Baca: UPDATE Pascagempa Sukabumi Hari Ini: 3 Korban Luka-Luka, Sejumlah Rumah Rusak
Ia menerangkan, gempa tersebut diawali dengan gempa pendahuluan, selanjutnya terjadi gempa utama, dan kemudian diikuti gempa susulan.