Pihak rumah sakit langsung menjemput pasien dan berusaha melakukan tracking.
Tak disangka, ada 90 orang yang diketahui melakukan kontak langsung dengan pasien.
Dilansir Kompas.com, ada 30 KK di tiga dusun yang sudah melakukan kontak dengan pasien.
Pemerintah desa langsung melakukan local lockdown di dusun tempat tinggal pasien positif.
Untuk memenuhi 90 orang ODP, Pemdes menanggung biasa hidup warya yang isolasi diri sebesar Rp 50.000 per KK setiap hari.
Baca: Soal rencana Lockdown, Gubernur Bali Tunggu Instruksi dari Pemerintah Pusat
Baca: Update Corona 29 Maret 2020 Dunia: Amerika 100 Ribu Kasus Lebih, China Paling Banyak Sembuh
"Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di back up," katanya Nashirudin dikutip dari Kompas.com.
Nashirudin menegaskan agar tak menyebar hoaks terkait pacar pasien positif yang masih berkeliaran.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk berhenti menyebarkan hoaks jika pacar pasien masih berkeliaran di luar menularkan virus, pacar pasien positif saat ini ada di rumah dan sedang karantina mandiri," tegasnya.
Hingga Jumat (27/3/2020), total orang dalam pemantauan di Purbalingga sebanyak 968 orang.
Sementara itu, terdapat 41 pasien dalam pengawasan, lima di antaranya dinyatakan positif dan lima dinyatakan negatif, sisanya masih menunggu hasil swab dari Jakarta dan Yogyakarta.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul "Pasien Corona di Purbalingga Sempat Pulang Dijenguk Warga, Seketika Satu Dusun Lockdown" dan Kompas.com dengan judul "Satu Dusun di Purbalingga "Local Lockdown", Warga Diberi Biaya Hidup Rp 50.000 per Hari"
(Tribunnews.com/ TribunBanyumas.com/ Kompas.com/Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi)