TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini, video dr Clarin Hayes viral di media sosial.
Untuk diketahui, dr Clarin Hayes merupakan seorang dokter sekaligus Youtuber yang kerapkali membagikan berbagai tips kesehatan.
Melalui akun Youtubenya, Clarin juga seringkali menyampaikan fakta-fakta seputar mitos yang berkembang di masyarakat.
Baru-baru ini, dalam unggahan video yang pertama kali ia bagikan di Instagram pribadinya, Clarin tampak menegur seorang pria mengenai masker N95.
Diketahui, pria tersebut memberikan sisa masker N95 yang ia jual pada para tukang cat.
Clarin sempat menanyakan, apakah berkenan untuk memberikan masker tersebut pada petugas medis.
Baca: Wajib Pakai Masker bagi Pengguna Angkutan Umum di Jakarta Berlaku Mulai 12 April 2020
Namun, menurut Clarin, pria itu justru bergurau dan membuat emosinya terpancing.
Clarin kemudian meluapkan kekecewaannya atas respons tersebut dalam sebuah video yang ia kirimkan ke grup WhatsApp perumahannya.
"Pak, nama saya dokter Clarin, saya sedih banget, sedih banget melihat jawaban bapak.
Pak, masker N95 bukan untuk ngecat pak. Buat nyelamatin nyawa orang.
Bapak tahu enggak? Teman saya, dokter! Sehari hanya dijatahi satu masker dan itu bukan masker N95.
Dan bapak tertawa bercanda? Maskernya buat ngecat, hati bapak di mana pak?" begitu kutipan ucapan Clarin dari video yang sempat ia unggah di IG TV, seperti yang dilansir dari TribunJabar.com.
Video tersebut kemudian viral dan menimbulkan pro-kontra di antara warganet.
Kini video tersebut telah dihapus dari Instagram pribadi Clarin.
Akun Twitter yang sempat memviralkan unggahan itu pun telah menghapusnya.
Tak ingin memperpanjang perdebatan warganet, Clarin segera menyampaikan klarifikasinya.
Ia mengucapkan permohonan maaf dan mengakui saat itu dirinya sedang emosi.
Pasalnya, menurut Clarin, ia kerapkali mendengar cerita dari para tenaga medis yang sangat kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Baca: Ketua IDI Sebut Pentingnya Menjamin Ketersediaan APD Untuk Hindari Adanya Pengusiran Tenaga Medis
"Bukan pembenaran ya, cuman saat itu aku terpancing karena beberapa waktu sebelumnya aku dengar cerita dari teman-teman tenaga kesehatan, dokter, perawat, bilang keadaan mereka sangat-sangat kekurangan APD," terang seperti yang dikutip Tribunnews.com dari video yang ia unggah di Instagramnya beberapa waktu lalu.
"Eh terus tiba-tiba di grup WA perumahan ada seorang bapak-bapak distributor, sekali lagi distributor, bukan tukang cat, jadi nggak ada aku memarahi tukang cat di sini dan tidak ada tukang cat sama sekali di grup ini.
Ya ampun, siapalah aku marahin tukang cat, aku cuma dokter umum yang tugasnya melayani masyarakat," sambungnya.
Clarin pun mengakui, karena terpancing emosi, terdapat sejumlah hal yang tidak dapat tersampaikan dengan baik dan terjadi kesalahan ucap.
Ia membenarkan, masker N95 memang dapat digunakan oleh tukang cat dan profesional lainnya di luar tenaga kesehatan.
Namun, dalam kondisi wabah seperti saat ini, Clarin mengatakan, kita harus dapat melihat skala prioritas.
"Ya, semua profesi berhak memakai APD yang sesuai, yang standar. Tapi dengan konteks wabah corona seperti ini, tentu kita tahu skala prioritas, di mana tenaga kesehatan yang paling membutuhkan APD saat ini," terang Clarin.
"Tenaga kesehatan gak cuma dokter doang, tapi ada perawat, pranata laboratorium," tambahnya.
Penggunaan Masker N95
Dokter Umum di RSUD Pandan Arang Boyolali, dr. M. Fiarry Fikaris, juga membenarkan bahwa masker N95 bisa digunakan oleh pekerja bangunan.
Ia menyebutkan, masker N95 memiliki berbagai macam jenis.
"Masker N95 itu jenisnya banyak sekali, yang berbeda-beda fungsinya, ada yang untuk medis dan ada yang untuk pekerja bangunan seperti tukang cat, tukang potong kayu, dan sebagainya," terang Fiarry saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (3/4/2020) lalu.
Fiarry menjelaskan, masker N95 berguna untuk mencegah partikel berukuran kecil masuk ke pernapasan.
Baca: Kemenparekraf: Masyarakat Respons Positif Anjuran Pakai Masker Kain
Oleh karena itu, masker ini direkomendasikan untuk para tenaga medis supaya untuk menghindari masuknya bakteri, virus, atau jamur ke saluran pernapasan.
Sementara itu, bagi pekerja konstruksi, masker ini juga memiliki fungsi untuk melindungi masuknya partikel cat, serpihan kayu, maupun zat kimia berbahaya.
"Penggunaan N95 itu untuk mencegah partikel ukuran kecil masuk ke saluran napas, makanya digunakan tenaga medis agar bakteri, virus, jamur, dan sebagainya tidak terhirup ke saluran udara," kata Fiarry.
"Digunakan oleh pekerja konstruksi agar partikel cat, serpihan kayu maupun zat kimia berbahaya tidak masuk saluran napas," sambungnya.
Oleh karena itu, menurut Fiarry, penggunaan masker N95 bagi pekerja kontruksi sangat wajar.
"Jadi penggunaan N95 pada pekerja konstruksi itu sangat wajar, karena jika tidak menggunakan APD, resiko penyakit akibat kerja meningkat, seperti radang paru-paru hingga kanker," tuturnya.
Dengan catatan, masker N95 digunakan sesuai dengan fungsinya.
Menurut Fiarry, dalam penjelasan produk masker bermerk 3M, terdapat dua jenis masker N95.
Di antaranya yaitu masker N95 berjenis Occupational Health and Environmental Safety (OH & ES) dan Healthcare/Medical.
Masker berjenis Healthcare diperuntukkan bagi tenaga medis karena didesain anti FDA, tahan cairan, dan diklaim dapat digunakan untuk operasi.
Sedangkan masker OH & ES atau Kesehatan dan Keselamatan kerja bisa digunakan oleh profesional lain seperti pekerja kontruksi.
Masker jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan operasi, tidak tahan cairan, serta tidak bebas FDA.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah, Masker N95 untuk Tenaga Medis
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan, keberadaan kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.
Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.
Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, TribunJabar/Fidya Alifa)