TRIBUNNEWS.COM - Konselor dari Bimbingan Koseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yudi Suharsono memberikan pandangannya perihal aksi perundungan terhadap anak SMA yang diduga mencuri celana dalam.
Menurut Yudi, jika kacamata psikologi digunakan melihat kondisi tersebut, maka persoalannya bukan hanya terletak pada fakta aksi pencuriannya.
Di sisi lain juga harus dilihat lebih jauh dari itu, untuk menguak alasan sebenarnya kenapa si anak mencuri celana dalam.
"Kalau dalam proses psikologi, yang pertama perlu diperhatikan adalah bukan hanya soal pencuriannya."
"Tapi kita juga perlu mengidentifikasi kenapa anak itu bisa mencuri," katanya kepada Tribunnews.com, Jumat (17/04/2020).
Yudi menyebut cara ini akan sangat bermanfaat ketika menentukan punishment atau hukuman yang layak diberikan kepada sang anak.
Apalagi diketahui pelaku masih di bawah umur.
Yudi juga menilai, ada keterkaitan ketika masyarakat melakukan aksi perundungan dengan kondisi pagebluk seperti sekarang.
Baca: Viral Nenek Ini Tolak Diberikan Bantuan Beras, Ucapan Sang Lansia Bikin Netizen Terharu
"Ya memang kalau masyarakat dalam situasi seperti ini, semua orang serba sulit kemudian cemas dan sebagainya."
"Tentu emosi masyarakat seperti itu dalam tanda kutip bisa dikatakan wajar."
"Apalagi pelaku disebut telah melakukan aksi pencurian berkali-kali bisa memicu tindakan berlebihan kepada anak ini," tandasnya.
Namun Yudi menekankan apa yang dilakukan masyarakat dengan memvideo aksi perundungan adalah tindakan yang tidak bijak, terlebih dalam situasi sekarang.
"Tidak boleh memperlakukan begitu. Apalagi dia memvideo, memukul dan sebagainya."
"Saya pikir itu tindakan yang kurang bijak," tegasnya.