"Tidak ada acara apa-apa, tapi beberapa teman sejawat dan tetangga sudah kesini," ujarnya.
Dia mengatakan, bahwa suaminya sudah bekerja menjadi perawat sekitar 20 tahun terakhir.
Lalu, dua minggu yang lalu, sang suami dinyatakan berstatus PDP corona di RSUD Moewardi.
"Semalam sekitar pukul 23.00 WIB meninggal (Sabtu), dan tadi pukul 09.00 WIB dimakamkan (Minggu)," ujarnya.
Kematiannya meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Baca: Cara Unik Kampung di Sukoharjo: Pakai Kostum Superhero untuk Imbau Anak-anak agar Tetap di Rumah
Warga Hadiri Proses Pemakaman
Meninggalnya perawat asal Sukoharjo yang berstatus PDP corona menyisakan kisah haru.
Pasalnya, warga di sekitar kediaman sang perawat turut merasakan duka mendalam.
Bahkan, mereka bergotong royong menyiapkan kebutuhan keluarga perawat tersebut selama dikarantina.
Diketahui, keluarga perawat yang meninggal sempat menjalani karantina mandiri di rumahnya.
Menurut Ketua RT setempat, Hajar, saat menjalani karantina, warga setempat berhotong royong membantu memenuhi kebutuhan keluarga almarhum.
"Kita di sini ada kas RT dan kas PKK, ditambah iuran warga untuk membantu warga kami yang menjalani karantina," ujar Hajar, seperti dikutip dari Tribun Solo.
Saat prosesi pemakaman, Hajar mengatakan, sebagian warga ikut menyaksikan pemakaman almarhum di TPU Daksinoloyo, Sukoharjo.
Bahkan, warga turut membantu memintakan APD untuk keluarga saat prosesi pemakaman tersebut.