News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penjelasan RSUD Palabuhanratu Terkait Meninggalnya Balita Usai Tak Sengaja Minum Cairan Disinfektan

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEPALA Seksi Pelayanan Medis RSUD Palabuhanratu, Wisnu Budi Haryanto, saat menjelaskan kronologi meninggalnya bocah yang tak sengaja teguk cairan disinfektan kepada awak media di RSUD Palabuhanratu, Selasa (21/4/2020)

Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi, M Rizal Jalaludin

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Bocah berinisal MAS meninggal dunia karena tidak sengaja meneguk cairan disinfektan, Senin (20/4/2020).

Bocah asal Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantar Gadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat  meninggal di RSUD Palabuhanratu, Senin malam.

Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Palabuhanratu, Wisnu Budi Haryanto menjelaskan kronologi selama penanganan di rumah sakit.

Diketahui sebelum meninggal dunia, bocah tersebut dibawa ke IGD RSUD Palabuhanratu sekitar pukul 13.00 WIB.

Ketika datang ke IGD, Wisnu mengatakan, kesadaran bocah tersebut sudah menurun, dalam istilah medis delirium.

Kemudian ada tanda-tanda drooling, semacam mengences atau keluar terus air liur dari mulutnya.

"Kemudian keluarganya menceritakan diduga anak ini meminum cairan disinfektan," ujar Wisnu kepada awak media di RSUD Palabuhanratu, Selasa (21/4/2020).

Baca: Pekerja Migran Di Yordania Yang Hilang 13 Tahun Akhirnya Bisa Dipulangkan

Pihaknya langsung melakukan tindakan kegawatdaruratan dengan memasang infus, oksigen, dan dilakukan tindakan bilas lambung untuk mengeluarkan cairan disinfektan yang telah diteguk korban.

"Jadi kami keluarkan cairan yang sudah diminum itu," katanya.

Informasi dari dokter yang menanganinya itu mengeluarkan cairan putih kekuningan, jumlahnya cukup banyak, sekitar 125 mililiter.

Melihat kondisi korban kritis, pihaknya langsung berkoordinasi dengan dokter spesialis anak dan mencarikan rumah sakit yang memiliki ruangan pediatric intensive care unit (PICU)  atau neonatal intensive care unit (NICU) untuk penanganan lebih lanjut.

"Ada kemungkinan kegawatan di saluran napas dan mungkin di saraf," katanya.

Pihak rumah sakit terus menangani dari jam 13.00 WIB kemudian terjadi pemburukan dari jam 21.00 WIB sampai jam 23.00 WIB.

Baca: Kabupaten Purwakarta Surplus Beras, HKTI: Ini Bukti Swasembada Beras

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini