News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saran UAS Agar Warga Terikat dengan Masjid Meski Tak Tunaikan Salat Jamaah saat Pandemi

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Abdul Somad

TRIBUNNEWS.COM - Selain mejelaskan hukum salat di rumah, Ustadz Abdul Somad menjelaskan caranya membangun ikatan emosional warga meski tidak berjamaah di masjid di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (28/4/2020).

Ustadz yang biasa dipanggil UAS ini merupakan ketua masjid di lingkungannya.

Pada kondisi pandemi Covid-19 ini, UAS membagi jamaahnya dalam beberapa level.

"Pertama yang hebat-hebat dia seperti harimau. Dia makan orang satu itu setahun dia tidak perlu cari makan lagi, kenyang setahun. Ini jamaah yang paling hebat," kata UAS.

"Yang kedua ular tawak, dia kalau makan kambing satu kali sebulan dia tidak perlu cari makan."

"Tapi ada yang jamaah kita ayam kampung, dia ceker pagi makan siang, cari siang makan sore," jelasnya.

Setelah itu, UAS mendata para jamaah sesuai dengan pembagiannya itu.

Bagi jamaah yang diandaikan sebagai harimau dan ular, dianggap jamaah yang mampu.

Dari sanalah kemudian pihak masjid membuka rekening untuk mengumpulkan bantuan kepada jamaah yang kesulitan.

"Maka ini yang kita data. Kita data berapa orang, jamaah yang mampu-mampu tadi kita buka rekening kita terima bantuan kita salurkan ke jamaah kita."

Dengan cara ini, UAS mengatakan bahwa jamaah bisa tetap merasa dekat dengan masjid meski tidak berada di sana.

"Tidak kita ajak ke masjid, tapi mereka punya keterikatan emosional dengan masjid," ujar UAS.

"Dulu ketika masa sulit, kamu dibantu oleh masjid, ketika di PHK tidak ada kerja, duit makan, maka masjid menolong," lanjutnya.

Tidak berhenti sampai di situ, bantuan ini dialokasikan untuk tiga waktu.

"Bantuan ini kami bagi menjadi tiga. 10 April persiapan Ramadan, 10 Mei persiapan Idul Fitri, 10 Juni andai ini berlanjut," jelas UAS.

Menurutnya kondisi pandemi ini tidak hanya melibatkan Fikih tapi masalah sosial juga perlu diperhatikan.

"Nah di sanalah ada wibawa negara, wibawa kekuasaan. Oleh sebab itu Insyaallah jamaah akan mendengar kalau mereka perutnya kenyang, kalau mereka ada bantuan dan lain sebagainya," jelas UAS.

"Jadi kalau berkutat masalah Fikih ini kita nggak akan selesai. Karena dia akan pakai pendapat ini, pendapat ini, banyak sekali."

Ustadz Abdul Somad sendiri mengatur masjidnya untuk ditutup hingga wabah selesai.

Setelah itu kegiatan masjid akan kembali dibuka dengan normal.

Penjelasan UAS Tentang Pandemi di Masa Rasulullah

Ustadz memulainya dengan membacakan sabda Rasulullah yang menjelaskan kondisi wabah.

Berikut hadistnya dikutip dari Muhammadiyah.or.id

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Menurut ustadz yang biasa dipanggil UAS ini, hadits itu sudah menggambarkan kondisi saat ini yaitu harus melakukan jarak sosial.

Tujuannya tentu untuk mengurangi resiko penularan wabah yang menyerang sistem pernapasan itu.

"Inilah yang sekarang disebut sosial distancing, lockdown atau PSBB," kata UAS.

UAS bercerita bahwa wabah sudah pernah terjadi sejak zaman Nabi, tepatnya terjadi di Madinah, Arab Saudi.

Ustadz Abdul Somad atau UAS dianugerahi gelar profesor tamu (visitor profesor) dari Unissa Brunei Darussalam, Selasa (28/1/2020). (Instagram @ustadzabdulsomad_official)

"Jadi kalau terjadi suatu wabah di negeri itu orang yang ada di dalam tembok itu tidak boleh keluar, dan orang yang berada di luar tidak boleh datang ke dalam," lanjutnya.

Sedangkan pandemi corona ini menurutnya sudah dalam skala yang lebih kecil lagi.

"Nah sekarang jangkauannya lebih kecil lagi, karena wabah ini tidak hanya di suatu negeri tapi sudah masuk ke dalam rumah, kita tidak tahu rumah siapa yang sudah didatangi virus Covid-19," jelas UAS.

"Jadi saya tidak tahu bahwa rumah tetangga saya ada, bahwa rumah orang yang kaya pejabat bisa kena, maka tidak ada solusi lain kecuali kita tetap di rumah masing-masing."

"Karena rumah kita saja yang steril," sambungnya.

Baca: Begini Cara Sedekah yang Baik saat Covid-19 Menurut UAS : Mereka Jangan Difoto

Baca: Ramadan di Rumah Aja, Yuk Dengar Tausiyah UAS hingga Aa Gym di TV dan Medsos, Catat Jam Tayangnya

Jadi UAS menjelaskan dulu sebarannya hanya cakupan satu negeri yang terisolasi.

Namun sekarang pembatasan sosial dilakukan dari masing-masing individu yakni dari rumahnya.

Kemudian UAS mengutip hadits lain yang memiliki arti:

"Larilah engkau dari orang yang terkena penyakit menular, seperti engkau lari dari singa."

Berdasarkan beberapa hadits ini, Nabi Muhammad SAW sebenarnya sudah mengajarkan untuk menanggapi wabah dengan sederhana.

"Jadi secara Fikih simpel saja sudah diajarkan Nabi Muhammad SAW sebelas abad lalu itu simpel, sederhana dan itu dilaksanakan."

Warga Mesir berbelanja di Jalan Khayamiya yang berada di kota tua Kairo, ibukota Mesir, pada 19 April 2020 (Mohamed el-Shahed / AFP)

UAS mengambil contoh pelaksanaan hadits ini di Maroko dan Mesir.

"Di Maroko, saya masih kontak dengan adik kelas saya, di sana sholat jumat berjamaah tidak ada, salat fardhu tidak ada, tutup semua di Mesir juga begitu," ungkap Ustadz Abdul Somad.

UAS juga menerapkan ajaran ini di masjidnya.

Bahkan untuk memudahkan jamaah, ustadz ini membuat berbagai tutorial dalam beribadah selama Ramadan di rumah.

"Oleh karena itu masjid tempat saya, saya ketua masjid saya sampaikan kepada jamaah masjid tutup kita salat di rumah."

"Saya buatkan video tutorial tarawih di rumah, witir di rumah, tadarus di rumah, salat dhuhur pengganti (salat jumat), bahkan video tutorial itu sampai kepada salat idul fitri di rumah lengkap dengan dalil-dalil Fikihnya," jelas UAS.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini