Istri Ar, Mar, sudah meninggal hampir satu tahun lalu karena juga terkena AIDS.
Keadaan Ar semakin memburuk ketika istrinya telah tiada.
Dia ampak kurus dan lesu.
Bahkan ketika istrinya juga didiagnosis terkena HIV dan dirawat di RS pihak keluarga masih enggan menjenguk, hanya ibunya yang mau menjenguk.
Kondisi tersebut bertahan hingga Mar meninggal dunia.
Kondisi kediaman Ar juga menjadi tidak terurus dan terbilang tidak layak.
Meski sudah bertembok bata, atap rumah sudah ambrol.
Diperparah dengan adanya hewan ternak yang juga berlalu lalang, bahkan hidup satu rumah.
Adanya hewan ternak tersebut tentu membuat bau tidak sedap.
Ar memelihara bebek, ayam, kucing hingga burung dara yang sewaktu-waktu dapat ia jual untuk memenuhi kebutuhan.
Atap genteng rumahnya terdapat banyak lubang akibat kayu yang sudah rapuh.
Triplek penyekat ruangan satu dengan yang lain juga sudah bolong-bolong.
Ketika hujan tiba lantai yang masih tanah tersebut basah dan lembab sehingga membuat kondisi rumah semakin tidak nyaman.
Tidak ada yang mewah dalam rumah itu, hanya televisi berukuran 14 inci dan kendaraan bermotor butut yang dimiliki Aris.