Semenjak didiagnosis terkena HIV 2016 silam kehidupan Ar sekeluarga memang cukup memprihatinkan.
Keluarganya mulai tidak mau tau keberadaannya.
Masyarakat sekitar juga mulai enggan walau hanya sekedar menyapa Ar.
Bahkan dia pernah diusir ketika ingin membantu tetangga yang sedang mempunyai hajat.
Hal tersebut disampaikan Ar kepada Tribunjateng.com saat menyambangi rumahnya, Rabu (4/12/209).
"Saya pernah mau bantu hajatan tetangga, tapi diusir ga boleh pegang barang-barangnya takut nular, semenjak itu saya ga pernah datang ke hajatan lagi, hanya tidur di rumah," katanya mengeluarkan air mata.
Sejak tiga tahun lalu, Aris juga tidak mempunyai pekerjaan.
Banyak perusahaan yang tidak mau menerima dia untuk bekerja.
Sementara untuk kebutuhan makan sehari-hari, Ar kadang memasak sendiri juga sesekali beli makanan di warung.
Ar juga mengandalkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) selama tiga bulan sekali sebesar Rp 500-600 ribu.
Setiap bulan dirinya juga mendapatkan bantuan berupa beras dan telur.
Ar juga telah mendapatkan bantuan listrik satu bulan lalu.
Baca: Viral Video Kapal Ikan China Buang Jenazah ABK Indonesia, Kemenlu: Terjadi di Perairan New Zealand
Baca: Penjelasan MUI Soal Viral Dukhan Tanda Kiamat di 15 Ramadan, Jumat 8 Mei 2020, Itu Hadis Palsu
Sebelumnya untuk listrik, dia mengambil dari ibu mertua yang rumahnya berada di belakang kediamannya.
Tidak hanya tinggal seorang diri, Ar memiliki dua orang anak, masing-masing belajar di kelas enam SD dan kelas satu SD.
Anak sulung idiagnosis dokter tidak terkena virus HIV, namun sang adik positif terkena virus HIV.
Ar mengaku anak perempuannya sempat tidak diperbolehkan sekolah di SD dekat rumahnya karena takut menularkan virus HIV.
"Anak saya itu syukurnya mandiri, mandi sendiri siap-siap sekolah sendiri, dia sangat semangat untuk bersekolah.
Bahkan waktu mau sekolah SD dia mendaftar sendiri hanya minta akta kelahiran dan KK, pulang-pulang sudah bawa seragam," terang Ar kembali meneteskan air mata.
Sementara itu, founder Kelompok Dukungan Sebaya Sukowati sekaligus Ketua Yayasan Sehat Panguripan Sukowati, Ririn Hanjar Susilowati (38) yang juga mengidap HIV mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendampingan keluarga Aris sejak 2016.
Dia juga mengatakan sudah melakukan sosialisasi di Desa Taraman dan puskesmas terkait HIV, AIDS dan penularannya.
Ririn sapaan akrabnya itu juga menyayangkan dengan sikap yang ditunjukkan masyarakat sekitar bahkan keluarga yang mengucilkan Ar.
"Pasti kan tidak ada yang menginginkan mengidap HIV, namun seharusnya masyarakat yang sudah mengikuti sosialisasi paham harus bersikap apa bukan malah ikut mendiamkan," kaya Ririn.
Dirinya juga berharap masyarakat sekitar bisa terbuka hatinya untuk turut membantu setidaknya peduli dengan kondisi Ar.
"Pak Ar ini hanya butuh dukungan, dibantulah gotong royong membenahi rumahnya yang ambrol dia sendirian kan tidak bisa," jelas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun ODHA Sragen Meninggal, Pernah Viral Diusir Saat Bantu Hajatan Warga"