Sementara itu usulan pembuatan patung atau memorabilia Didi Kempot disebut Rudy perlu disampaikan kepada Menteri Sosial.
"Ya kita mengusulkan Lokananta dan itupun harus mengusulkan lewat Menteri Sosial juga supaya diberi penghargaan sebagai musisi yang peduli terhadap negara dan bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut, pendirian patung Didi Kempot di Lokananta dapat menjadi destinasi wisata.
"Menurut saya kalau disetujui di Balapan dan PT KAI menyetujui ndak ada persoalan, namun kalau sebagai destinasi wisata, ya di Lokananta," ujar Rudy.
Alasan lainnya, Rudy menyebut di Lokananta terdapat museum musik.
"Museum musiknya ada, sejarahnya ada, dan Mas Didi Kempot meninggalkan catatan luar biasa, legacy yang tidak bisa dilupakan oleh orang lain karena mengumpulkan dana lewat konser rumah selama 3 jam mendapatkan Rp 5 miliar ini kan luar biasa," ujarnya.
Sementara itu saat ditanya bagaimana jika memorabilia didirikan di kedua tempat tersebut, Rudy menyebut tak menjadi persoalan.
"Kalau patung mau dibuat di mana-mana terserah ndak ada persoalan, silakan saja, nanti mesti tidak hanya keputusan sepihak dari Pemerintah Kota Solo, saya harus mengkoordinasi dengan PT KAI, dengan BUMN paling tidak," ungkap Rudy.
Petisi Pendirian Memorabilia Didi Kempot
Sementara itu petisi pendirian patung atau memorabilia Didi Kempot di Stasiun Balapan Solo, Jawa Tengah, telah ditandatangni oleh lebih dari 22 ribu orang hingga Minggu (10/5/2020).
Hingga berita ini ditulis, sudah ada 22.183 orang yang menandatangani petisi ini.
Diketahui, petisi ini dibuat pada Selasa (5/5/2020) di hari meninggalnya sang maestro campur sari.
Petisi ini dibuat oleh pria asal Solo, Hanindha Cholandha (27).
Hanindha menyebut semua kesuksesan mainstream Didi Kempot dimulai sejak rilisnya single Stasiun Balapan pada 1998 yang membuat sang penyanyi mulai dikenal di luar Jawa, bahkan hingga Suriname.