Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE-- Langkah untuk mencegah dan antisipasi wabah corona di Kabupaten Sikka telah dilakukan pemerintah baik di tingkat kabupaten sampai desa.
Di Sikka pencegahan wabah corona di Desa Rubit, Kecamatan Hewokloang patut diapresiasi.
Apresiasi itu harus diberikan karena Kades Rubit, Polikarpus Heret alias PKH harus berjuang keras menyiapkan air cuci tangan di tiga Posko Covid 19 di desanya.
Yang mana di tengah wabah ini desa tersebut sudah bertahun-tahun lamanya mengalami krisis air bersih.
Warga sampai saat ini masih membeli air untuk kebutuhan sehari-hari dengan harga satu tangki berkisar Rp 400 ribu.
Baca: Soal dan Jawaban Belajar dari Rumah TVRI SMA, Contoh Transformasi Geometri saat Mengedit Foto di HP
Baca: Takaran dan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak hingga Keluarga
Baca: Satu Jam di Istana, LaNyalla Sampaikan Ketahanan Pangan Hingga Penguatan DPD RI
"Di desa ada tiga Posko Covid 19. Setiap bulan harus isi air tangki. Saya harus utang air kalau mau isi air di posko.
Kalau uang sudah cair baru kami bayar. Kami di Rubit memang krisis air lalu kami harus beli air agar di posko warga yang keluar masuk harus cuci tangan.
Masa ada posko tapi air cuci tangan tidak ada. Saya sudah bangun kerjasama dengan pemilik tangki bayar sesudah uang cair.
Uang pembelian air sudah kami siapkan menggunakan dana desa dalam rangka penanganan corona. Jadi tidak ada masalah," ujar PKH kepada POS-KUPANG.COM di Maumere, Kamis (14/5/2020) pagi.
Ia menjelaskan, penanganan corona di desa telah dilakukan dengan melibatkan warga yang menjaga posko 24 jam dan ada anggarannya bagi penjaga posko.
"Di posko ada warga yang kita atur jaga selama 24 jam secara bergantian," paparnya.
Ia berharap semua warga bisa tetap berada di dalam rumah, jangan panik, cuci tangan, pakai masker dan jangan berkerumun dalam rangka mengatasi corona. (*)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Gara-Gara Covid 19, Kades di NTT Ini Utang Air Tangki, Simak Info,