News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harganya Tak Masuk Akal, Peternakan Tokek di Jambi Dirahasiakan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tokek besar yang harganya luar biasa mahal

TRIBUNNEWS.COM, MUARA BUNGO - Binatang tokek menjadi hewan yang populer sejak hampir sepuluhan tahun terakhir.

Pada 2011, tokek di Jambi membuat heboh karena harganya sangat mahal dan tak masuk akal.

Kala itu, di Kabupaten Bungo sudah ada dua orang petani yang membudidayakan tokek.

Namun keberadaan peternak tokek tersebut sangat dirahasiakan oleh dinas instansi terkait.

Mengapa dirahasiakan?

Keberadaan tokek ternyata banyak diburu. Dinas setempat kala itu khawatir petani peternak tokek itu menjadi buruan orang yang tidak jelas.

Pejabat di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo kala itu mengatakan keberadaan dua peternak tokek itu di bawah kepengawasan pihaknya.

Pasalya, harga tokek diyakini bisa mencapai miliaran rupiah, jika beratnya telah diatas 3,5 ons.

"Saat ini kedua petani itu memiliki masing-masing tiga ekor tokek. Tapi kita sangat merahasiakan keberada mereka," ujarnya kala itu.

Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan para petani tersebut karena hewan reptilia yang akhir-akhir ini diburu banyak orang.

"Kita takut mereka nanti menjadi korban tindak kejahatan dari orang yang ingin memiliki tokek tersebut," jelasnya.

Viral tokek dihargai Rp 10 miliar

Kabar terbaru tentang tokek tersiar dari Magelang.

Viral di media sosial tokek dibeli seharga Rp 10 miliar.

Baru-baru ini viral sebuah video yang menayangkan transaksi pembelian tokek seharga Rp 10 miliar.

Tokek rumah (TR) itu panjangnya 45 cm dan berwarna putih keabu-abuan.

Tampak dalam video, dua pria paruh baya sedang melakukan transaksi pembelian tokek ukuran 45 cm itu dalam sebuah rumah.

Baca: Anggota DPRD DKI Sebut Pemprov DKI Belum Tegas Menindak Pelanggar PSBB

Baca: Ramalan Zodiak Jumat, 15 Mei 2020: Aries Dengar Gosip Negatif, Capricorn Dapat Peluang Emas

Baca: WHO: Layaknya HIV, Mungkin Covid-19 Tak Akan Pernah Hilang

Baca: Alasan Robin van Persie Tolak Juventus dan Man City saat Gabung Manchester United

Terlihat gepokan uang tunai Rp 100.000 tersusun rapi memenuhi ukuran meja di hadapan para pelaku jual-beli tersebut.

Disebutkan, uang tunai tersebut hanya sebagian dana awal yang baru diberikan, sebagai bukti keseriusan pembeli.

Sementara sisanya menurut pernyataan dalam video itu, akan dituntaskan esok harinya.

Kedua pria yang memakai baju kaus berwarna hitam dan merah itu pun saling berjabat tangan melangsungkan transaksi pembelian.

Pemilik tokek rumah itu pun membawa hewan peliharaannya itu di tengah-tengah transaksi.

Ia meletakkan hewan reptil tersebut di atas tangan kirinya.

Tokek itu pun tampak jinak menempelkan dirinya di atas punggung tangan pemiliknya itu.

Tokek Rumah (Berita Unik)

Menurut keterangan dari akun yang mengunggah video itu, transaksi jual-beli hewan reptil ini terjadi di Magelang, Jawa Tengah.

Pembeli merupakan seorang kolektor hewan reptil bernama Hartomi, seperti diterangkan dalam video.

Sedangkan pemilik tokek rumahan itu dipanggil dengan nama Bapak Mami yang berasal Magelang, Jawa Tengah.

Tidak terdengar jelas pengucapan tanggal transaksi jual-beli itu dilakukan.

Namun, seperti terdengar dalam potongan video, jual-beli itu terjadi di tahun 2020 ini.

Hingga kini, video yang diunggah oleh akun @undercover.id ini telah ditonton hingga 61 ribu lebih tayangan.

Sebanyak 800 lebih komentar ditinggalkan oleh warganet dalam postingan itu.

Warganet heboh dengan hewan reptil yang laku dijual seharga Rp 10 miliar.

Banyak komentar lucu yang dituliskan warganet melihat peristiwa itu.

"Jual tokek mpo auto jadi sultan," kata akun @ririprmn_.

"Ginjang jantung ginjal dijual kalah harganya sama cicak," ujar @rumelote.

"Kelebihannya apaan 10 M ? Mending kasih ke gua 10 M bisa nyapu, ngepel, masak, nyetir," ucap @abdiansyah_b.

Mengetahui bahwa reptil tersebut laku dijual hingga Rp 10 miliar, ramai pula komentar warganet yang saling menggoda temannya untuk beralih profesi menjadi pemburu tokek.

Belum diketahui pasti kebenaran mengenai kejadian tersebut.

Beberapa diantara warganet pun ada yang menilai bahwa video ini merupakan setingan untuk menarik orang berburu hewan tersebut.

"Konspirasi supaya harga tokek melonjak di pasaran, giliran sudah banyak yang ternak dan budidaya, harga anjlok," ucap @aang_ramadhan.

"Secara logis ambil uang di bank nominal besar lewat teller segitu besar ga bisa loh.. bisa mempengaruhi likuiditas bank.

Dan bandelannya kalau uang segitu harusnya Bank Indonesia. Kayak kita tuker uang baru, pasti bandelannya Bank Indonesia,"

"Bisa jadi itu peredaran uang palsu (cuma asumsi saja). Kalau ga ya tipu-tipu biar viral dan buru tokek," kata @ichwanrizza18.

Meski ada yang menganggap peristiwa dalam video tersebut hanya setingan, ada pula warganet yang mengatakan hal itu wajar tokek bisa dihargai Rp 10 Miliar.

Menurut warganet, hal itu wajar bagi seorang kolektor yang memiliki hobi tersebut.

Adapula yang membenarkan bahwa tokek yang memiliki ukuran lebih besar bisa dihargai tinggi, terutama oleh kolektor.

Tokek Rp 179 Miliar

Tokek dikenal dengan hewan yang memiliki nilai jual tinggi.

Tokek merupakan hewan reptil yang suaranya sering muncul di rumah, kebun, gedung, atau bahkan hutan itu kini harganya makin mahal.

Tokek berkaki empat mirip cicak itu lebih sering dijumpai di rumah dan kini makin mudah diperoleh di pasaran untuk berbagai keperluan.

Bahkan di Kalimantan ditemukan tokek dengan berat mencapai 64 kilogram dan terjual dengan harga Rp 179 Miliar.

Tokek raksasa yang pernah ditemukan di pedalaman Kalimantan memiliki berat hingga 64 kilogram dan terjual dengan harga Rp 179 miliar, dibeli oleh pengusaha Korea melalui orang Malaysia.

Apa yang menjadikan tokek mahal harganya?

Berikut ulasan selengkapnya yang telah dirangkum Sripoku.com.

Mengutip dari Tribunnews.com, Andi Makkuraga Hidayat, warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersedia membeli tokek seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan, dan Seudong, Malaysia, oleh seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan,seharga Rp 25 miliar per ons.

Satu kilogram sama dengan 10 ons. Jika dihitung maka tokek itu berharga Rp 16 triliun.

Keinginan Andi ini dikatakan langsung pada awak redaksi Tribun Kaltim, Rabu (5/5/2010) sore.

"Saya sengaja datang ke Tribun (Kaltim) memang untuk membeli tokek tersebut. Saya tahu informasi itu memang dari Tribun, dan langsung berniat membeli. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," tegas Andi.

Sejak 3 tahun lalu, dia memang berbisnis tokek.

Mulai dari Bandung, Surabaya hingga Tuban sudah dijelajahinya untuk berburu tokek.

Dan sejauh ini baru tokek seberat 5 kg yang berhasil ditemuinya, di daerah Bandung.

"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Luar biasa. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan.

Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS.

Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang Indonesia maupun dari luar negeri, dan harganya melambung tinggi.

Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus.

"Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke sana dan berniat beli, tapi ternyata sampai di lokasi tokeknya cuma seberat 1 ons," ujarnya.

"Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini kan memang besar, gambarnya saja besar, dan saya yakin lah ini tidak main-main," imbuhnya.

Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan.

Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup.

Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.

"Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi.

Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim.

Di antaranya, Nanang dan Marimin yang mengaku salah satu agen resmi pembeli tokek, bahkan siap membeli tokek tersebut dengan harga yang diminta sang pemilik.

"Saya kaget dengan berita tokek sebesar itu dan beratnya mencapai 64 kg. Makanya saya ingin membeli tokek tersebut," kata Nanang saat bertandang ke kantor Tribun, (5/5/2010) malam.

Hal senada juga diutarakan oleh Marimin.

Ia mengaku sudah menghubungi kantor pusat pembeli tokek di Korea Utara terkait berita tentang tokek menghebohkan tersebut.

"Saya sudah menelpon bos saya di Korea.

Mereka siap membeli Rp 15 miliar, atau berapa pun harganya oke, asal tokek tersebut benar-benar ada," ujarnya.

"Bos saya dari Korea (hari ini) akan datang ke Indonesia untuk melihat langsung tokek tersebut," tegas Marimin.

Mengapa harga tokek mahal?

Dikutip dari Kompas.com, hal itu ternyata bukan karena suaranya yang sering bunyi tanpa diduga dan berulang-ulang satu periode, tetapi lebih pada kandungan dari tokek itu sendiri, yang otomatis untuk memanfaatkannya harus disembelih atau dimatikan.

Tokek rumah atau cicak besar bernama latin Gekko gecko dikenal di beberapa tempat dengan sebutan berbeda, misalnya tekek atau tokek, (Jawa), tokok (Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (Inggris).

Tokek rumah memiliki bintil besar-besar di punggungnya dengan warna berbeda-beda dan hal ini satu di antara pembeda jika dibandingkan dengan cicak kecil.

Warnanya bermacam-macam, dari warna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga.

Adapun warna perut tokek abu-abu biru keputihan atau kekuningan dan ekornya juga memiliki enam baris bintil belang-belang.

Di bagian jari-jari kakinya terdapat bantalan pengisap sehingga ia bisa lengket di dinding tembok atau pohon.

Tokek menjadi mahal dan dicari orang karena konon bisa menyembuhkan orang yang mengidap HIV atau AIDS.

Penyakit mematikan itu menyerang sistem imun tubuh dan belum ada obat medis yang mampu mengatasinya.

Oleh sebab itu, ramuan tradisional dari tokek dipercaya sebagai ramuan paling mujarab untuk hal itu.

Bagian lidah tokek dan darahnya dikabarkan mengandung zat yang bisa melawan virus HIV.

Tokek yang memiliki khasiat itu adalah tokek berbobot lebih dari 3 ons dan dalam keadaan hidup.

Selain lidah, empedu tokek konon juga mujarab untuk pengobatan orang yang mengidap AIDS.

Kabar beginilah yang membuat orang harus membelinya dengan harga mahal demi menyelamatkan nyawanya.

Bagian empedu tokek juga mengandung senyawa anti-tumor dan kanker sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

Adapun sejak zaman nenek moyang, daging tokek secara keseluruhan bisa menyembuhkan berbagai penyakit gatal.

Banyak orang memberikan kesaksian bahwa penyakit kulit gatal-gatal bisa sembuh dengan tokek yang dibakar atau digoreng.

Harga tokek bervariasi tergantung berat badan dan usia tokek itu sendiri.

Lokasi khusus penjualan tokek ada di beberapa daerah, seperti Jakarta, Batam, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, Surabaya, dan Solo serta kota lainnya.

Di Pasar Jatinegara, Jakarta, juga terdapat pasar hewan yang menyediakan berbagai macam satwa, dan langka sekalipun, dengan harga murah.

Harga tokek dengan berat badan kurang dari 1,5 ons masih pada kisaran Rp 200.000.

Namun, bila sudah besar, sekitar 2 ons, dan sudah tua, maka harganya bisa mencapai Rp 5 juta.

Jika nasib mujur, maka penjual bisa melepas tokek seberat lebih dari 3 ons atau 4 ons dengan harga Rp 100 juta.

Harganya akan lebih mahal lagi jika sudah mencapai 1 kilogram dan dibeli langsung dari pembeli Korea, China, atau Malaysia.

Harganya bisa lebih dari Rp 200 juta. ( Tribunjambi.com / Serambinews.com )

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Misteri Peternakan Tokek di Bungo yang Dirahasiakan, Lebih 3,5 Ons Harganya Miliaran Rupiah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini