TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah merekomendasikan agar salat Id dilaksanakan di rumah.
Rekomendasi agar salat tidak dilakukan di lapangan maupun tempat terbuka lain masih terkait upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.
Baca: Gunungkidul Jelang New Normal, Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Jadi Fokus Utama
Rekomendasi ini juga mengingat tidak ada daerah yang berada di Level 1 atau zona hijau kewaspadaan Covid-19 di Jawa Barat.
Kang Emil pun menyatakan, ia bersama keluarga menjalankan salat Id dan bersilaturahmi dengan saudara di kampung halaman secara daring di rumah dinas.
“Mari kita ibadah di rumah saja dan melaksanakan ketaatan kita sesuai dengan para ulama dengan fatwa-fatwanya, dan ketaatan kepada arahan pemimpin,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (24/5).
Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, 3 daerah berada di level 4 atau zona merah.
Artinya, masih ditemukan kasus Covid-19 pada satu klaster atau lebih dengan peningkatan kasus signifikan.
Sehingga dapat dilakukan pembatasan sosial maksimal atau penuh di daerah tersebut.
Kemudian, 19 daerah berada di level 3 atau zona kuning, yakni Kabupaten Bandung, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Tasikmalaya, Kota Bandung, Banjar, Bogor, Cirebon, Depok, dan Tasikmalaya.
Artinya, ditemukan kasus Covid-19 pada klaster tunggal.
Sehingga bisa diterapkan pembatasan sosial parsial di daerah tersebut.
Sedangkan, 5 daerah (Kabupaten Garut, Pangandaran, Sumedang, Bandung Barat, dan Kota Sukabumi) berada zona biru atau ditemukan kasus secara sporadis, baik lokal maupun kasus impor.
Maka, perlu diterapkan physical distancing atau jaga jarak fisik.
Kang Emil mengatakan, tradisi bersalaman-salaman dan saling mengunjungi keluarga pada Idul Fitri tahun ini dapat diganti dengan silahturahmi secara daring, baik melalui video call maupun pesan singkat.
Apalagi, tren penularan Covid-19 di Jabar menurun selama Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB tingkat provinsi berlaku.
"Pada Idul Fitri tahun ini kita sedang berada dalam situasi sulit yaitu pandemi Covid-19. Oleh karena itu, mari kita kembali ke hakikat utama Idul Fitri, yaitu menjemput hari kemenangan."
"Hari raya adalah menjemput kemenangan. Kemenanganan dari hawa nafsu, kemenangan dari keburukan-keburukan, kemenangan dari kemudaratan-kemudaratan," katanya.
Di tengah pandemi Covid-19, perayaan Idul Fitri tahun ini tentu akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Umat Islam mesti beradaptasi dan menunda tradisi-tradisi di hari kemenangan.
Yang terpenting saat ini, kata Kang Emil, warga Jabar harus memastikan keluarga, baik di rumah dan kampung halaman, dalam kondisi berbeda.
Baca: Banyak Orang Tanpa Gejala Virus Corona Wara-wiri di Rumah Sakit, 24 Perawat Tertular Covid-19
“Hari raya Idul Fitri bukan tentang belanja baju baru, bukan tentang mudik untuk silaturahmi. Karena pada masa pandemi Covid-19 ini, pertemuan orang per orang sebaiknya dilakukan dari jarak jauh."
"Walaupun silahturahmi mengandung nilai ibadah dan kemuliaan, tetapi mencegah nyawa, menyelamatkan nyawa, itu lebih utama dan mulia di situasi seperti ini,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Shalat Idul Fitri di Rumah, Akan Silaturahmi via Online