TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kabar menggembirakan di tengah upaya mengatasi dampak Pandemi Covid-19.
Tiga mahasiswa D3 Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mampu menciptakan Ventilator pernapasan.
Ventilator ini dilengkapi sistem kontrol yang dapat membantu pernapasan pasien ketika membutuhkan bantuan.
Tiga mahasiswa itu ialah, Ilham Dwi Pratama, Siti Nurkhomaria, dan Afella Sasqiaputri Anggraini yang menghabiskan waktu sekitar 3 minggu mulai dari proses mendesain sampai menjadi sebuah ventilator sederhana.
Ide membuat ventilator ini tak lepas dari kondisi melonjaknya jumlah pasien rumah sakit akibat Covid-19 menyebabkan alat bantu pernapasan seperti ventilator menjadi terbatas.
Padahal di situasi Pandemi Covid-19, kebutuhan alat bantu pernafasan menjadi sesuatu yang sangat esensial.
Mengingat mekanisme pernapasan manusia yang dinamis dan tidak bisa dilakukan sedusisasi udara secara statis membuat diperlukan sistim kontrol untuk mereguasi kerja dari ventilator tersebut.
Ventilator karya Mahasiswa PENS ini secara umum terdiri dari beberapa komponen, seperti stepper, rotary encoder, bluetooth transceiver, lcd, tombol input yang dihubungkan langsung ke processor dan ditambah dengan analog input untuk mengembangkan fungsi assist control.
Ketua Tim, Ilham Dwi Pratama menjelaskan alat ventilator itu dapat memberikan respon yang cepat, mengatur tidal volume, fread respiratory rate, peak inspiratory pressure dan dapat melakukan asist control sehingga dapat membantu pernafasan pasien.
"Kami memakai metode non-infasif karena kami rasa lebih aman dan mudah digunakan sedangkan pada sistem pemompaan udara kami menggunakan sistem belt sehingga respon pompa cepat, memiliki reliability yang bagus, mudah untuk mendapat sparepart serta mudah di perbaiki dan di bangun," kata Ilham kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (28/5/2020).
Sistem kontrol dan sensor prosesor utama pada Ventilator ini menggunakan teensy 3.6 yang memiliki tenaga komputasi yang baik dengan fitur 32 bit 180 MHz ARM Cortex-M4 processor dengan floating point unit membuat kontrol menjadi lebih responsif dan dapat memaksimalkan fungsi assist control yang membutuhkan DSP yang Iintensif.
"Untuk pengambilan data digunakan dua sensor tekanan udara yang memiliki sistem membrane sehingga udara tidak terkontaminasi logam dari sensor," ujarnya.
Diakuinya, sejak kemunculan virus Covid-19 ini telah banyak pembahasan mengenai cheap ventilator yang dapat dibuat dengan bahan baku sederhana seperti Ambubag.