TRIBUNNEWS.COM - Curhatan seorang warganet yang mengaku insecure setelah mendapat candaan dari saudaranya yang menyinggung fisik viral di media sosial.
Psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, S. Psi, CHt mengatakan tindakan mengkritik atau mengomentari fisik orang lain, atau yang dikenal body shaming, merupakan perlakuan yang menyakiti perasaan.
Meskipun body shaming merupakan tindakan yang tak terpuji, Maya mengatakan, hal ini tetap tidak dapat dihindari dalam berinteraksi sosial.
"Body shaming itu menyakitkan perasaan tapi di lingkungan sosialisasi juga tidak bisa dihindari karena itu akan selalu ada," kata Maya saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (15/6/2020) malam.
Menurut Maya, sejumlah masyarakat masih menganggap remeh perkataannya yang menyakiti orang lain karena pikiran yang tertanam pada diri mereka.
Baca: VIRAL Selebgram Ini Disebut Miliki Pengikut dan Like Palsu, Tipu Usaha Kecil Demi Makanan Gratis
Maya mengatakan, hal itu membuat sejumlah masyarakat kurang mampu menyaring apa yang disampaikan.
Oleh karenanya, Maya menekankan, empati sangat diperlukan oleh setiap manusia.
"Karena mind set yang tertanam ke diri mereka, sehingga kadang meremehkan hal ini."
"Kadang juga mereka kurang filter dalam menyampaikan kalimat untuk orang lain," kata Maya.
"Semakin ke sini, empati orang semakin meluntur," tambahnya.
Lebih lanjut, Maya pun menyampaikan pesannya pada korban yang mengalami body shaming.
Menurut Maya, apabila menghadapi body shaming, ia menyarankan korban untuk menggali kelebihan yang ia miliki.
Maya pun mengimbau agar selalu menanamkan afirmasi positif dalam diri supaya mampu menyayangi diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Lebih lengkapnya, berikut pesan psikolog untuk korban yang menghadapi body shaming: