Kemudian mereka menurunkan kapal penyelamat dan membawa enam nelayan ke dalam kapal pesiar.
Sabtu dini hari, keenam nelayan dipindahkan ke kapal tim SAR.
Lalu, Sabtu pagi, tim SAR gabungan di bawah kendali Basarnas melanjutkan menyusuri titik koordinat untuk mencari 10 penumpang yang hilang.
Satu Luka Ringan
Humas Basarnas Lampung, Deny Kurniawan, membenarkan enam penumpang selamat dari kejadian tersebut.
Merujuk informasi Basarnas Banten, jelas dia, enam penumpang itu bertahan di kapal yang belum sepenuhnya tenggelam.
"Enam penumpang bertahan di kapal yang terbalik dan diselamatkan oleh kapal Eurodam pada Jumat sore," ujarnya, Sabtu.
Selanjutnya, Basarnas Banten mengevakuasi enam korban selamat tersebut dari kapal Eurodam, Sabtu dini hari.
Satu orang di antaranya luka ringan. Mereka dibawa ke Puskesmas Pulomerak.
Sementara 10 penumpang lainnya hilang setelah berenang menuju Pulau Rakata.
Deny menyatakan, tim Basarnas Lampung ikut melakukan pencarian.
"Informasinya, 10 penumpang yang berenang ke Pulau Rakata sampai sekarang belum ditemukan. Masih dilakukan pencarian oleh tim Basarnas Banten dan kami dari Basarnas Lampung," ujarnya.
Adapun proses pencarian 10 korban dipimpin Kepala Basarnas Banten Zaenal Arifin menggunakan KN 372 yang berangkat dari Dermaga VI Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten.
Tim gabungan yang melakukan pencarian terdiri dari beberapa unsur. Antara lain Basarnas Banten, Polairud Polda Banten, Lanal Banten, KSOP Banten, Kodim Cilegon, PT ASDP Merak, PMI Cilegon, serta Basarnas Lampung.
Titik Koordinat
Kepala Dinas Perhubungan Lampung Bambang Sumbogo menerangkan, tim Basarnas Banten mengevakuasi enam penumpang selamat setelah mendapatkan titik koordinat lokasi ditemukannya enam penumpang itu.
Awalnya, jelas Bambang, tim Basarnas Banten berangkat menuju Unit Siaga Merak untuk mempersiapkan penyelamatan menggunakan RIB 10,5 M.
Tim lalu berkoordinasi untuk melakukan penyelamatan dengan lokasi di sekitar Pulau Sangiang di koordinat 06° 03' 5,67"S - 105° 46' 39,35"E heading 240.71°. Estimasi waktunya satu Jam.
Tim kemudian berangkat menuju titik koordinat tersebut.
Dalam pencarian di titik koordinat yang dimaksud, tim berhasil menemukan kapal pesiar.
Bambang mengungkapkan kapal pesiar itu telah mengevakuasi enam penumpang yang bertahan di KM Puspita Jaya.
"Dalam pencarian, tim berhasil menemukan kapal pesiar (Eurodam) dengan satu orang luka ringan dan lima orang sehat."
"Enam penumpang itu langsung di transfer ke KN 372 KSOP Banten, selanjutnya dibawa ke Puskesmas Pulomerak," jelas Bambang.
Enam penumpang selamat, yakni Durja (31) yang merupakan nakhoda kapal, Sanan (35), Dede Juri (24), Aji Alamsyah (21), Hasan (55), dan Ako (21).
Keenamnya warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang.
Sementara 10 penumpang yang belum ditemukan, yaitu Jamal (25), Wawan (25), Sancan (35), Acuy (25), dan Rasmin (30).
Kemudian Suri (50), Udi (42), Boler (30), Tastirah (50), dan Joni (30).
Baca: Aurel Ingin Menikah di GBK Undang 50 Ribu Orang, Atta Halilintar Pusing Siapkan Biaya Rp 25 Miliar
Data terbaru malam tadi, tiga dari 10 nelayan yang hilang ditemukan selamat.
Sebanyak 7 nelayan masih dalam pencarian tim Basarnas, termasuk tim SAR Lampung, setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik dihantam ombak tinggi di Selat Sunda, perairan dekat Gunung Anak Krakatau.
KM Puspita Jaya yang berisi 16 nelayan sebelumnya dilaporkan tenggelam pada Kamis (18/6/2020) sekira pukul 17.30 WIB.
Isi dari kapal tenggelam tersebut adalah nelayan dari Pandeglang, Provinsi Banten, dengan tujuan mencari ikan di sekitar Pulau Rakata, Lampung Selatan.(tribunlampung.co.id/dedi sutomo)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Kisah Korban Kapal Tenggelam di Selat Sunda, Terombang Ambing 21 Jam di Laut Lepas