"Benar telah menyatakan pengunduran diri," ujarnya saat dihubungi Tribun Medan pada Selasa (16/6/2020) malam.
Terkait pengunduran diri, kecamatan sendiri akan mengambil beberapa langkah awal.
"Langkah awal adalah membuat laporan ke Bupati tentang kronologi kejadian yang mengakibatkan kepala desa mundur. Sekaligus memintak petunjuk," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Desa Hutapuli Kecamatan Siabu Mandailing Natal (Madina) melakukan aksi blokade Jalinsum, Selasa (16/6/2020).
Informasi yang berhasil dihimpun Tri bun-Medan.com, aksi ini merupakan butut dari kekecewaan warga dalam penyaluran BLT.
Kejadian dipicu dari adanya penambahan peserta penerima untuk penyaluran BLT di Desa Hutapuli.
Rapat keputusan soal penambahan penerima BLT tersebut tanpa diikuti dan diketahui Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Camat Siabu Ali Himsar Nasution membenarkan penyebab demo warga tersebut.
"Informasinya begitu. Kami baru tiba ke lokasi untuk melakukan mediasi. Penyebab sementara kami ketahui karena BPD tidak menerima keputusan terkait penambahan jumlah penerima BLT," ujarnya.
Terkait kejadian tersebut Tribun Medan mengkonfirmasi kepada Kapolsek Siabu AKP Ayub Nasution melalui WhatsApp.
Saat dihubungi, ia mengatakan kondisi sudah aman. Jalan sudah dibuka dan sudah normal kembali.
"Kalau untuk detailnya, silakan ke camat. Karena ia yang bisa memberikan keterangan detailnya. Karena sifatnya, kami hanya pengamanan saja.
Kami di situ hadir untuk pengamanan dan yang mediasi camat. Kami tidak ngomong sama masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Kades Hutapuli Hanafi Nasution mengatakan, jumlah penerima BLT ini sesuai dengan daftar penerima sebelumnya yakni sebanyak 70 orang.
"BLT kami bagikan kepada 70 orang warga dan tidak ada penambahan penerima. Kalau soal blokade jalan apa penyebabnya saya tidak tahu," ujar Kades saat dikonfirmasi awak media.
(mft/Akb/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Kronologi dan Penyebab Terjadinya Kerusuhan di Madina hingga Sejumlah Mobil Dibakar Warga"