Mereka mendatangi Azis di rumah dinas Wali Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.
Bahkan, Rahardjo Djali yang menggembok pintu ruang Dalem Arum Keraton Kasepuhan datang langsung menemui Azis.
Kala itu, Rahardjo tampak didampingi Elang Heri, anak dari Elang Upi Supriadi yang dianggap layak menduduki posisi Sultan Keraton Kasepuhan.
Keduanya masuk ke rumah dinas Wali Kota Cirebon kira-kira pukul 19.30 WIB dan baru keluar pada pukul 20.30 WIB.
Pertemuan tersebut tampak berlangsung tertutup. Sejumlah awak media hanya diperkanankan menunggu di depan rumah.
"Kami bersilaturahmi dengan Pak Azis, menjelaskan duduk permasalahan Keraton Kasepuhan biar tidak simpang siur," kata Elang Heri saat ditemui usai bersilaturahmi dengan Azis.
Ia mengatakan, dalam pertemuan itupun turut menyampaikan permohonan maaf karena telah membuat gaduh situasi.
Namun, Heri mengakui Pemkot Cirebon tidak dapat campur tangan dalam pengambilalihan Keraton Kasepuhan yang beberapa waktu lalu sempat viral.
Pasalnya, hal tersebut merupakan ranah internal sehingga hanya dapat diselesaikan oleh keluarga besar keraton.
"Memang Pemkot tidak bisa masuk karena ini urusan keluarga, Pak Azis hanya berpesan untuk menjaga aset keraton," ujar Elang Heri
Kata Sultan Sepuh
Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mengancam akan mempolisikan sejumlah orang yang mengambil alih Keraton Kasepuhan Cirebon.
Ia menilai perbuatan oknum tersebut telah melanggar hukum dikarenakan beberapa hal.
Di antaranya, mencemarkan nama baik, masuk tanpa izin, melakukan ancaman pembunuhan dan telah menyiarkan berita kebohongan.