TRIBUNNEWS.COM - Psikolog anak, Kurniasih Dwi Purwanti memberikan pendapat tentang ibu yang membuang alat rajut putranya.
Sang ibu berpandangan, merajut adalah permainan anak perempuan.
Sedangkan, ibu tersebut lebih senang putranya bermain bola dan layangan seperti anak laki-laki pada umumnya.
Menurut Uni, sapaannya, tindakan yang dilakukan oleh ibu tersebut kurang tepat.
Pasalnya, belum tentu seorang anak menjadi tidak 'lelaki' hanya karena senang merajut.
"Normal tidaknya seorang anak menurut saya terlalu terburu-buru mendiagnosa hanya dari jenis permainannya saja."
"Kembali lagi, perlu dikaji latar belakang perilaku tersebut hingga menjadi tahu apakah normal atau tidak," ujar Uni kepada Tribunnews, Rabu (1/7/2020).
Baca: Viral Ibu Buang Alat Rajut Putranya karena Lebih Senang sang Anak Main Bola
Menurut psikolog RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ini, bila hal tersebut sering dilakukan sang ibu, maka bisa menimbulkan trauma.
"Paling tidak jika hal tersebut sering dilakukan oleh sang ibu, anak akan belajar dari hal-hal tersebut."
"Jika dia tidak mendapatkan penjelasan dengan baik, tepat dan benar, anak bisa jadi trauma."
"Paling minim adalah trauma kekerasan verbal oleh ibunya," ungkap Uni yang juga berpraktik di RS Ananda Purwokerto.
Lebih lanjut, Uni membeberkan cara menegur anak yang baik.
Menurutnya, ada empat hal yang perlu diperhatikan ketika ingin menegur seorang anak.
Baca: Viral Video Balita Dihukum Duduk di Rak Bagasi Kereta Api, Ini Tanggapan Psikolog Anak
Pertama, harus melihat situasi dan kondisi penegur terlebih dahulu.