Setelah cuitannya menjadi viral, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini lantas memberi tahu Ibunda Tama.
Awalnya, ibunda Tama tetap bersikeras melarang anaknya bermain benang, pita, dan manik-manik.
Tetapi setelah dibujuk oleh Ova, ibunda bocah berusia 11 tahun itu sudah lebih bisa menerima 'bakat' anaknya.
Namun, kemarahan sang ibu sempat membuat Tama menjadi sedih dan memilih untuk tinggal bersama neneknya.
"Kondisi sang anak (setelah alat rajut dibuang, red) menangis tidak berhenti selama kurang lebih 1 jam."
"Besoknya dia sedih dan langsung ke tempat Mbah," papar perempuan asal Purbalingga ini.
Lebih lanjut, setelah banyak warganet yang mengetahui cerita Tama, Ova berharap ketika mereka menjadi orang tua, akan lebih peka terhadap anaknya sendiri.
(Tribunnews.com/Maliana)