TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Korban pencabulan terhadap gadis yang dititipkan di rumah aman milik P2TP2A diduga akan bertambah.
Hal ini diungkapkan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung yang mengindikasikan, selain Nf juga ada beberapa korban lain yang belum melapor.
Tim Advokasi LBH Bandar Lampung Anugrah Prima jumlah korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oknum Kepala UPT P2TP2A Lamtim bertambah.
Hal tersebut berdasarkan penutuDran dan sepengetahuan korban selama berada di rumah aman milik P2TP2A.
Baca: Gadis Korban Pencabulan Yang Dititipkan ke P2TP2A Malah Dirudapaksa Oleh Pejabatnya
Baca: Pria di Depok Rudapaksa Anak Kandungnya Sebanyak 5 Kali, Pelaku Ancam Korban Pakai Pisau
Baca: Fakta Baru Kasus Gadis di Bawah Umur Digilir 8 Orang: Pelaku Rudapaksa Korban 2 Rangkaian
Anugrah Prima mengatakan, ada dua korban kekerasan seksual lainnya yang masih enggan membuat laporan.
"Tidak menutup kemungkinan ada korban lain selain Nf, karena menurut Nf ada dua orang lagi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh DA," ujarnya.
Namun pihaknya belum dapat menelusuri kepastian hal tersebut, lantaran yang bersangkutan lebih memilih bungkam.
"Dua korban lagi belum berani buka suara, jadi baru satu korban yang kami dampingi untuk membuat laporan polisi," terangnya.
Pria yang akrab disapa Prima ini sangat menyayangkan dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum tersebut.
Pasalnya, kata Prima, lembaga pemerintahan yang seharusnya menjadi wadah tempat berlindungnya perempuan dan anak, justru menjadi tempat tindak kekerasan.
Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada aparat kepolisian dapat mengungkap kasus ini dengan cepat dan transparan.
"Jangan sampai kasus ini menguap begitu saja karena terlapor berstatus sebagai ASN di lembaga pemerintahan," jelasnya.
Beranikan Diri Cerita ke Paman
Kasus pencabulan yang dialami Nf (14) warga way Jepara, Lampung Timur ini sudah berjalan kurang lebih 6 bulan lamanya.