TRIBUNNEWS.COM - Warga yang menemukan Afrizal, pendaki yang hilang di Gunung Guntur, menyebut pernah ada kejadian serupa.
Menurut Entis, 10 tahun yang lalu seorang pendaki sempat hilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama.
Yakni dalam keadaan hampir telanjang.
Afrizal Putra Martian, pendaki berusia 16 tahun hilang pada Sabtu (4/7/2020) di Gunung Guntur.
Bocah tersebut akhirnya ditemukan pada Minggu (5/7/2020).
Dia ditemukan dalam keadaan lemas, kebingungan, dan sudah nyaris telanjang.
Adalah Entis Sutisna (61), warga yang sehari-hari berjaga di parkiran kendaraan di pos pendakian awal Gunung Guntur di Kampung Citiis yang menemukannya.
Entis mengatakan, peristiwa seperti itu bukanlah yang pertama terjadi di Gunung Guntur.
Menurutnya, sepuluh tahun yang lalu pernah ada kejadian seperti yang dialami Afrizal.
Baca: Cerita Lengkap Pendaki Hilang di Gunung Guntur: Hilang 31 Jam, Ditemukan hanya Kenakan Celana Dalam
Baca: Pendaki Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Lawu, Begini Kondisinya
"Sepuluh tahun lalu pernah kejadian seperti ini, ketemu setelah empat hari, sama kondisinya saat ditemukan juga hampir telanjang," katanya.
Sebelumnya, korban yang berasal dari Desa Cigarungsang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut mendaki Gunung Guntur pada Jumat (3/7/2020).
Afrizal mendaki bersama empat rekannya pada pukul 14.30 WIB.
Berdasarkan keterangan rekan korban, Husni, mereka tiba di Pos 3 pada Jumat pukul 17.00 WIB.
Mereka pun berkemah di sana.
"Rombongan berniat akan turun pada keesokan harinya. Saat bangun keesokan hari, korban sudah tidak ada di kemah yang mereka tempati," kata Kepala Basarnas Bandung, Deden Ridwansah, Minggu.
Sampai dengan Sabtu pukul 13.00 WIB, korban tak kunjung datang.
Rekan-rekan korban pun berusaha mencari tapi keberadaan korban masih nihil.
"Rombongan memutuskan untuk turun dan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat setempat," ujar Deden.
Detik-detik Korban Ditemukan
Rekan korban yang khawatir lalu memutuskan untuk turun dan pergi ke Kecamatan Cilawu.
Mereka memberitahukan kejadian tersebut kepada keluarga korban.
Masih di hari yang sama, keluarga korban langsung melakukan pencarian.
Pencarian dilakukan lewat penyusuran hingga pos 1.
Namun, hingga Sabtu malam, Afrizal tak kunjung ditemukan.
Keesokan harianya atau Minggu pagi, pencarian kembali dilanjutkan.
Selain tim SAR, pencarian juga melibatkan TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat sekitar.
Sementara itu, warga bernama Entis naik ke Gunung Guntur melalui jalur berbeda dengan tim pencarian lain pada pukul 06.00.
Entis kemudian menemukan korban sekitar pukul 09.00 pagi.
Adapun di dekat tempat korban ditemukan, Entis sebelumnya sempat beristirahat karena kelelahan.
Dia lalu berdoa agar korban ditemukan.
"Setelah itu saya teriak-teriak panggil nama korban, alhamdulillah ada jawaban," katanya.
Dia mengatakan, korban ditemukan sudah dalam kondisi lemas di sumber air yang dikenal dengan nama Cikole.
Mendengar ada jawaban dari korban, kata Entis, ia bersama dua warga lainnya pun langsung mencari korban, hingga akhirnya menemukan korban berada di dekat batu besar dalam keadaan nyaris telanjang, hanya menggunakan celana dalam.
Begitu melihat korban, Entis mengaku sempat memastikannya dengan menanyakan nama korban. Setelah yakin itu pendaki yang dicari, Entis pun langsung memeluknya dan memberi korban pakaian.
"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada di situ. Dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," katanya.
Entis mengaku merasa terpanggil untuk ikut melakukan pencarian korban sebagai bentuk tanggung jawab karena selama ini ia ikut mengais rezeki dari para pendaki.
Entis khawatir, jika korban hilang dan tidak ditemukan, Gunung Guntur ditutup.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "Keanehan Hilangnya Pendaki di Gunung Guntur, 10 Tahun Lalu Ada Kejadian Sama,Korban Hampir Telanjang"