Sehingga dirinya tidak sempat menjelaskan secara detail konsekuensi yang bakal ditanggung Susanti.
"Saya pikir kemarin sudah dijelaskan teller," kata Herman.
Berkaitan dengan kasus ini, Susanti masih merasa kesal.
Dia menilai pegawai BRI Unit Simpang Kolam tidak becus dalam bekerja.
Jikalau program hadiah yang ditawarkan bank itu ada konsekuensinya, maka pihak bank harus memberikan penjelasan.
Bukan malah mengambil tindakan sepihak saja.
"Saya sama sekali tidak diberi tahu soal program itu.
Mereka (pegawai BRI) hanya bertanya, ibu mau hadiah," kata Susanti.
Namanya juga ibu rumah tangga, Susanti pun tidak menolaknya.
Adapun hadiah yang diberikan BRI Unit Simpang Kolam berupa perlengkapan dapur yang terdiri dari panci dan sudip (sutil).
"Awalnya saya cuma niat memasukkan uang ke rekening sekitar Rp 20 juta.
Tapi setelah menerima hadiah itu, uang saya di saldo malah hilang," katanya.
Tidak hanya saldo saja yang berkurang, Susanti juga tidak bisa menarik uangnya selama tiga bulan.
Padahal, kata Susanti, uang yang disetorkannya itu untuk keperluan berobat sang suami yang saat ini tengah menderita kanker otak.