Teopilus mengungkapkan, ada kemungkinan P mengalami depresi hingga ia nekat gantung diri.
Kepala Satuan Resort Kriminal Polres Mamasa, Iptu Dedi Yuloanto menerangkan, sebelum ditemukan tewas, P berangkat dari rumah bersama seorang warga sekira pukul 08.00 wita.
P kata Dedi, meninggalkan rumah dengan tujuan penyaluran BLT di kantor desa.
Namun di perjalanan, P pamit untuk buang air, dan warga itu disuruh melanjutkan perjalanannya.
"Pas tiba di jembatan kecil, kepala desa pamit buang air, warga yang ditemani ini disuruh duluan," kata Dedi saat dikonfirmasi sore tadi.
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas Tergantung, Wayan S Titip Pesan Agar Motornya Dijual untuk Melunasi Utang
Di waktu yang bersamaan lanjut dia, Camat, Babinkamtibmas dan Pendamping Desa tengah menunggu P di kantor desa.
Selang beberapa saat setelah ditunggu, P tak kunjung datang hingga akhirnya melakukan pencarian disekitar jembatan.
Sekitar jembatan itu dijelaskan Dedi, terdapat kebun kopi milik warga.
"Disitulah ditemukan Pak Kades dalam keadaan tergantung," jelasnya.
Terkait kasus ini, Dedi menyimpulkan bahwa P murni gantung diri akibat depresi.
Ditanya terkait beberapa kasus yang pernah dialami P berujung penyegelan kantor desa oleh sejumlah aktivis mahasiswa di Desa Buangin, Dedi menjelaskan bahwa kasus tersebut sudah selesai.
Dia menyebutkan, kasus itu sudah ditangani pihak pengawas internal pemerintah daerah, yakni Inspektorat Daerah.
Dan hasilnya, P dinyatakan memiliki temuan namun diberi kesempatan untuk mengembalikan kerugian negara.
"Rekomendasinya itu, kepala desa ini diberikan kesempatan untuk melakukan pengembalian," kata dia.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kronologis Kepala Desa Buangin Ditemukan Tewas Tergantung, Awalnya Ingin ke Kantor Desa Bagikan BLT