TRIBUNNEWS.COM - SW mengaku jadi korban pelaku fetish kain jarik berinisial G. Mereka sama-sama mahasiswa angkatan 2015 di Universitas Airlangga.
Kepada SURYA.CO.ID, korban SW mengatakan sempat trauma atas yang dialaminya.
Dulu, setelah kejadian, SW sempat menanyakan yang dilakukan oleh G kepadanya. Di situ, kemudian G mengakui perbuatannya.
"Waktu itu Gilang ngaku dan minta maaf," kata SW.
Baca: Korban Seangkatan Pelaku Fetish Kain Jarik Menduga Diperdayai Pakai Obat Tidur
Namun, korban SW tidak melaporkan kejadian yang dialaminya ke pihak berwajib.
Ia beralasan kala itu minim pengetahuan yang jelas tentang sexual harrashment.
"Dulu saya menganggap ini sebagai kecelakaan, walaupun memang sebenarnya disengaja. Saat minta maaf, Gilang juga kelihatan nyesek. Tapi saya sudah nggak peduli," katanya.
Setelah kejadian itu, korban SW mengaku sempat merasa trauma. Apalagi, hampir setiap hari ia harus bertemu dengan Gilang.
"Sempat sedih, down. Apalagi sehari, dua hari setelah kejadian, pasti ingat. Apalagi kami satu angkatan, tiap hari ketemu. Menjelang ospek jurusan, otomatis mau nggak mau ketemu soalnya kumpul satu angkatan," katanya.
Baca: Fetish Kain Jarik Viral di Media Sosial, Siber Polda Jatim Turun Tangan
Baca: Kelakuan Nyeleneh Pelaku Fetish Kain Jarik, Pernah Tepergok Warga Berbuat Asusila hingga Diarak
Saat melakukan aksinya, korban SW mengatakan tidak mengalami kejadian sama persis dengan cerita yang saat ini viral.
"Kalau sekarang kan dibungkus kayak lontong gitu, dulu saya enggak. Cuman ditutup kain. Waktu itu saya nggak berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain. Buat melawan nggak bisa. Kemungkinan karena air minum yang dikasih ke saya sudah dicampur sampai obat tidur," korban SW mengatakan.