TRIBUNNEWS.COM - Kasus fetish kain jarik yang dilakukan oleh seorang mahasiswa di Surabaya ternyata memakan banyak korban.
Puluhan orang disebut telah menjadi korban dari perbuatan menyimpang mahasiswa tersebut.
Menurut psikolog, label PTN yang kerap disebut pelaku menjadi kedok dan modal agar orang percaya.
Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Citra Hanwaring Puri SPsi Psikolog, turut memberikan analisis banyaknya korban dari fetish kain jarik berinisial G.
G sendiri merupakan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia dari Universitas Airlangga Surabaya.
Sosoknya menjadi viral setelah perbuatan menyimpangnya terkuak di jagat maya.
G disebut memiliki fetish kepada seseorang yang terbungkus kain jarik dan diikat seperti mayat.
Baca: Teman Seangkatan Pelaku Fetish Jarik G Dilecehkan di Kos, Ditutup Selimut dan Tak Bisa Bergerak
Baca: Fetish Bukan Penyakit, Dokter Kejiwaan Ungkap Kenapa Itu Bisa Jadi Gangguan
Baca: VIRAL Fetish Kain Jarik, Pelecehan Berkedok Riset, Unair Kini Investigasi & Buka Layanan Pengaduan
Lantas apa yang membuat G mudah memperdaya korban?
Dari keterangan beberapa korban di jagat maya, G memperdaya korbannya dengan motif yang sama.
Ia mengaku memiliki penelitian untuk project tulisannya soal bungkus membungkus.
Ia pun kerap untuk memaksa agar korban mau membantu untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
Berkedok mahasiswa Unair, G bisa menggaet banyak korban yang biasanya seorang mahasiswa baru.
Citra menuturkan, dalih mengerjakan tugas akhir kepada adik tingkatnya bisa dikatakan cukup untuk menggaet korban.
Baca: Analisis Psikolog Soal Penyebab G Miliki Fetish Kain Jarik: Ada Rasa Tak Berdaya dalam Dirinya
Terlebih, sosoknya yang berasal dari niversitas ternama di Surabaya, semakin mendukung perbuatan bejat pelaku.