TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Polisi masih mencari keberadaan Nandang, pria beruban yang meminum segelas darah dari sapi yang baru disembelih.
Aksi Nandang menenggak darah segar itu dilakukan saat hari Rayab Idul Adha, Jumat (31/7/2020).
Ia mengambil darah dengan gelas dari sapi yang baru dikurbankan.
Aksi Nandang itu sontak membuat warga yang sedang melihat penyembelihan hewan kurban jadi tercengang.
Panit Reskrim Polsek Tarogong Kidul, Ipda Wahyono Aji, menyebut pihaknya masih mencari Nandang yang meminum darah.
Baca: VIRAL Video Pria di Garut Nekat Minum Darah Sapi Kurban, Warga Heboh, Polisi Ungkap Faktanya
Aksinya itu terekam kamera dan menyebar di media sosial.
"Sejak Sabtu kemarin, kami mencari keberadaan Nandang. Tapi tidak ada yang tahu posisi Nandang," ucap Aji, Minggu (2/8/2020).
Aji menyebut, dari keterangan warga di Kampung Seni, Desa Jayawaras, Nandang mengalami depresi setelah ditinggal istri. Warga juga tak menyangka jika Nandang nekat meminum darah.
"Awalnya dibiarkan sama warga. Dikiranya ambil darah saja, tidak sampai diminum. Tahunya sampai diminum," katanya.
Andri (34), salah seorang warga Kelurahan Jayawaras mengakui, video pria tua minum darah sapi tersebut, memang terjadi di Kampung Seni Kelurahan Jayawaras.
Namun, dirinya tidak mengenal pria tua tersebut.
"Iya di Seni, tapi saya tidak kenal orangnya," katanya saat dihubungi, Sabtu (1/08/2020) malam.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meminta, apa yang dilakukan pria tua tersebut tidak sampai dicontoh oleh warga yang lain.
Apalagi dikait-kaitkan dengan pencegahan Covid-19.
"Tidak ada kaitannya dengan pencegahan Covid-19, saya minta jangan ditiru warga lain," tegas Helmi, Sabtu (01/08/2020).
Helmi menegaskan, meminum darah hewan yang dipotong itu tidak diperbolehkan, karenanya tidak boleh dijadikan contoh oleh warga lainnya.
"Tidak usah disebarkan lagi videonya. Karena tidak ada manfaatnya sama sekali, jangan dijadikan contoh," tegas Helmi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral, Video Pria Tua di Garut Minum Darah Sapi Kurban yang Dipotong, Wabup: Jangan Ditiru"