Laporan Wartawan Tribun Jogja Yosef Leon Pinsker
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Senyum tipis mengembang dari sudut bibir Tiara Yosianti Solekhah saat disambangi di kediamannya Klitren Lor GK/III Nomor 353 RT 09, RW 03, Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta Kamis (13/8/2020).
Gadis berkacamata jadi sorotan karena prestasinya yang mampu menembus Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa jalur tes.
Mimpinya untuk bisa mengeyam pendidikan tinggi kini terjawab.
Ia diterima di Program Studi Statistika FMIPA UGM lewat jalur SNMPTN peserta Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang menggratiskan biaya kuliah selama delapan semester.
Program ini menyasar siswa dengan kemampuan akademik tinggi tetapi kurang beruntung secara ekonomi.
Di rumah sederhana peninggalan kakeknya, Tiara dan orang tua mesti berbagi tinggal dengan dua keluarga lain dari saudara ayahnya.
Baca: Simak Skema Kredit Mobil Sejuta Umat Toyota New Avanza dan Daihatsu Xenia Bulan Ini
Kondisi yang demikian tidak membuatnya patah arang, motivasinya untuk bisa memperoleh pendidikan tinggi kadung tertanam di benaknya.
"Saya bangga dan senang. Karena Tiara dari SD sampai SMA memang berprestasi. Dia nggak pernah ketinggalan pelajaran, semangat belajarnya tinggi memang di tengah keterbatasan seperti ini," ucap Sumiyati (61) ibu Tiara saat mendampingi.
Sumiyati menyebut, dirinya juga bersyukur Tiara bisa membuktikan kapasitas dirinya.
Dengan kuliah dan menempuh pendidikan tinggi, dia berharap anaknya bisa merubah nasib.
Baca: Politikus PKS Nilai RUU Omnibus Law Cipta Kerja Mendorong Komersialisasi Pendidikan
Cerita lain mungkin berbeda andai Tiara tidak masuk UGM tahun ini.
"Ya mungkin saya suruh kerja dulu, kumpulin uang. Nanti kalau sudah cukup baru kuliah. Karena jujur memang biaya tidak ada," ujarnya.
Sehari-hari Sumiyati hanya sebagai ibu rumah tangga.
Suaminya Mujiono (55) hanya buruh bangunan yang penghasilannya tidak menentu.
Saat ditanya soal pendapatan, Sumiyati enggan membeberkan lebih lanjut.
"Saya cuman bisa mendoakan dan terus mendorong dia. Semoga dia semangat belajar, bisa lulus tepat waktu dan semua proses kuliahnya nanti lancar. Supaya dia ke depan punya bekal," sambung Sumiyati.
Baca: Diduga Bantu Djoko Tjandra, Jaksa Pinangki Sering Plesir Luar Negeri dan Pernah Lakukan Oplas di AS
Tiara sendiri bilang sudah lama kepincut dengan UGM.
Selain gengsi dan kabar soal pendidikannya yang cukup bagus, kakak kelasnya di SMAN 8 juga banyak yang diterima di kampus itu.
Pun dengan pemilihan jurusan, gadis kelahiran 10 Oktober 2002 ini mengaku suka dengan pelajaran hitung menghitung.
"Cita-cita saya pengen jadi analisis data dan coba mengikuti minat saya yang memang suka menghitung. Di sekolah juga nilai yang lebih bagus di bidang itu," ucapnya.
Info beasiswa tersebut diperolehnya dari sekolah. Karena sering berkonsultasi soal jurusan dan pendidikan setelah SMA, Tiara memutuskan untuk mencoba jalur itu.
Baca: Link Hasil Pengumuman Seleksi UTBK-SBMPTN 2020 UGM UI UNDIP Jumat 14 Agustus 2020 Pukul 15.00 WIB
"Senang banget bisa diterima di UGM," kata Tiara.
Tiara bilang, selama sekolah dirinya juga tidak terlalu memaksakan belajar dengan waktu yang ketat.
Namun, cukup dengan belajar secara konsisten setiap hari dengan durasi yang cukup.
"Biasanya kalau di rumah habis pulang sekolah buka buku. Kemudian setelah Maghrib juga belajar lagi dan lebih seringnya di sekolah bareng temen," katanya.
Tiara juga tidak berharap muluk-muluk ke depan. Dia hanya ingin semua proses kuliah berjalan lancar dan lulus tepat waktu.
"Saya mau menikmati proses kuliah dan berkembang di kampus. Karenanya semuanya pasti sejalan," kata bungsu dua bersaudara ini. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Cerita Tiara, Anak Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UGM