News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Satu Kecamatan di Sulawesi Utara 'Diteror' Debu Hampir Tiap Hari: Bangun Pagi Kok Kaki Hitam

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Desa Wawoluri, Kecamatan Motui, kabupaten Konawe Utara, Sultra memperlihatkan debu hitam yang diduga dari limbah batu bara PLTU milik perusahaan tambang tidak jauh wilayah mereka

TRIBUNNEWS.COM - Warga satu kecamatan di Sulawesi Utara dihantui adanya debu hitam di rumah.

Hampir setiap hari warga merasakan debu hitam itu masuk sampai ke rumah mereka. 

Seorang warga mengaku, tiap bangun pagi kakinya selalu hitam.

Warga Desa Wawoluri, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara ( Sultra), mengeluhkan polusi udara berupa debu hitam.

Polusi ini khususnya dirasakan warga yang tinggal di sekitar mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang diduga milik salah satu perusahaan tambang.

Debu hitam diduga ditimbulkan dari pembakaran batu bara di PLTU tersebut.

Rismanto (29), salah seorang warga Desa Wawoluri menuturkan, kejadian tersebut baru disadarinya dalam sepekan ini.

"Saya rasakan 4 atau 5 hari ini, karena setiap bangun pagi kok kaki saya hitam, padahal dalam rumah. Jadi saya posting di Facebook, ternyata banyak warga desa lain yang alami seperti itu juga," kata Rismanto saat dihubungi, Sabtu (22/8/2020).

Baca: Detik-detik Dua Drone Militer AS Bertabrakan di Udara, Terbakar dan Jatuh di Wilayah Idlib Suriah

Baca: Air Kolam Renang Bulungan Dipakai untuk Padamkan Kebakaran di Kejagung

Ia menjelaskan, letak PLTU berada di Desa Tani Indah, tidak terlalu jauh dari desanya, yakni sekitar 4 atau 5 kilometer.

PLTU dan permukiman warga hanya dipisahkan oleh sungai.

"Banyak orang bilang dari PLTU milik PT OSS. Ada penampungan batu bara, atau dari tungku perusahaan itu juga," ujar Rismanto. 

Menurut Rismanto, jika kondisi ini dibiarkan, maka polusi udara tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan warga, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Memang saat ini warga belum merasakan dampak kesehatan, tapi untuk jangka panjang bisa menggangu kesehatan kami," kata Rismanto.

Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan itu kepada camat Motui, dan pemerintah kecamatan akan segera bertemu dengan para kepala desa lainnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini