News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketika Cucu Sri Sultan Resah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X.

TRIBUNNEWS.COM - Cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo resah dengan kelestarian alam di lereng Gunung Merapi.

Marrel yang merupakan cucu paling tua dari Sultan Yogyakarta itu mengaku jika tidak diperhatikan, kelestarian lingkungan di lereng Merapi akan merugikan masyarakat di masa yang akan datang.

Sebagai kerabat keraton, Marrel mengemban tugas untuk ikut memikirkan kelangsungan hidup masyarakat yang bermukim di sekitar Merapi.

Hal itu membuat dia harus turun langsung melihat kondisi lingkungan dan membangun simpul komunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat.

Baca: Sri Sultan Lantik 10 Pejabat Eselon II DIY, Siapa Saja Mereka?

"Ada hajat hidup warga masyarakat yang saling berkait, misalnya persoalan air," kata Marrel saat ditemui saat menjajal lintasan All Terrain Vehicle (ATV) Watugede, Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (5/9/2020).

Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, Cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan di lereng Merapi.

Marrel menyempatkan diri untuk mengunjungi dan berdiskusi dengan kalangan usaha untuk mencari formulasi agar kegiatan ekonomi tidak sampai berdampak buruk pada lingkungan.

Di ATV Watugede, Marrel menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan Suhartono Kecik, pengelola destinasi petualangan itu untuk menggali data.

Mengelola lahan seluas 5 hektare di antara dua bendung sabo penahan lahar dingin, Suhartono bersama masyarakat sekitar mencoba untuk tetap berpenghasilan, tanpa mengubah kontur, elevasi serta fungsi bantaran sungai Gendol dan daerah tangkapan airnya.

Baca: Respons Sri Sultan Hamengkubuwono X Tahu Banyak Warga Kumpul di Malioboro tanpa Pakai Masker

Mereka memilih memanfaatkan bantaran sungai untuk lintasan ATV, daripada menambang pasir dan batunya, meskipun secara ekonomi hasilnya tidak terlalu sebanding.

"Ternyata bisa, industri jasa wisata berdampingan dan mempertimbangkan fungsi ekologis. Jadi tidak mengancam pasokan air untuk petani di bawahnya," ujar Marrel.

Selain mencoba lintasan, pehobi speed offroad ini juga didaulat untuk menanam pohon jenis beringin di bantaran sungai Gendol. Marrel mengaku bersedia untuk menjadi bagian dari kerja Suhartono dan Komunitas Pagar Merapi yang berupaya menanami lahan kritis di lereng Merapi.

Sekitar 1200 pohon beringin disiapkan oleh komunitas untuk ditanam secara berkala di beberapa lokasi rawan.

Baca: Bukan Orang Sembarangan, Sosok PNS Pertama Adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Punya NIP 010000001

"Selain akarnya dapat menahan erosi, pohon beringin juga memiliki kemampuan menyerap air yang baik," kata Suhartono.

Persoalan air menjadi fokus Marrel. Pasalnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum lama ini merilis hasil penelitian yang menyebut Pulau Jawa diperkirakan akan kehilangan air pada tahun 2040.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini