TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan langkah akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan salah satu bentuk Tridharma Perguruan Tinggi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong pada 18 Juni 2020 lalu, melalui kegiatan pemanfaatan limbah.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan ini dilakukan mengingat di kawasan tersebut kerap dilanda banjir rob, akibatnya tak jarang membuat rontok ranting pohon bakau, bahkan tumbang.
Dari masalah tersebut, masyarakat yang dinominasi oleh perempuan nelayan diberikan pelatihan terkait pemanfaatan limbah mangrove dari kulit kayu bakau yang lapuk, patah, ataupun bagian batang pohon yang sudah mati menjadi pewarna alami kain yakni pembuatan batik dengan teknik ikat celup.
Beberapa limbah pohon mangrove yang digunakan yaitu Rhizopora Sp, baik Rhizopora Stylosa (Bakau Merah) maupun Rhizopora Mucronata (Bakau Kurap).
Baca: 150 Kepala Keluarga Mengungsi Akibat Tanggul Anak Sungai Citarum di Muaragembong Jebol
Pelatihan tersebut dilakukan oleh Shahibah Yuliani, dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan didampingi oleh Fariz Alhazmi sebagai fasilitator penggiat pewarna alami yang juga alumni UNJ.
Selain pemanfaatan limbah mangrove, masyarakat juga dibekali pelatihan pembuatan kompos organik dari limbah rumah tangga, seperti sisa sayur maupun makanan.
Pelatihan tersebut dilakukan agar hasil konsumsi organik tidak terbuang begitu saja.
Adapun kegiatan pembuatan kompos dilakukan oleh Dian Alfia Purwandari dan didampingi oleh tim mahasiswa.
Kegiatan dilakukan berdasarkan protokol kesehatan. Sebelumnya tangan peserta disemprotkan handsanitizer dan dibagikan masker.
Kemudian dibuka oleh MC yaitu Habibah, mahasiswa aktif prodi PIPS. Selanjutnya sambutan singkat dari perwakilan warga setempat yaitu Bapak Sanusi selaku Ketua RT 004.
Ketua RT 004 menyambut baik kegiatan tersebut. Setelah itu, pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelatihan pemanfaatan limbah mangrove dan pembuatan kompos.
Setiap peserta memiliki produk dari hasil pelatihan tersebut.
Baca: Melihat Pesona Museum Bawah Laut di Australia, Ada Patung dengan Pesan Mendalam
Pelatihan pemanfaatan limbah yang belum pernah diadakan sebelumnya dan kondisi wilayah yang rawan banjir rob menjadi inisiatif dosen UNJ dalam melakukan pengabdian masyarakat.
“Saya seneng mengikuti pelatihan ini, selama ini tidak tahu kalau mangrove bisa jadi pewarna alami, apalagi yang dipakai adalah limbahnya. Selama ini mangrove cuma bisa untuk dijadikan bahan makanan, seperti dodol manisan, stik mangrove, kue, dan sirup. Selain itu, dengan pembuatan kompos ini mudah-mudahan tanaman bisa tumbuh subur,” ujar Siti Mardianah seorang peserta sekaligus sebagai penggerak perempuan pesisir dalam pelatihan tersebut.
Mardianah sangat semangat mengumpulkan limbah mangrove sebagai persiapan bahan pelatihan dan mengkoordinir peserta dalam mengumpulkan limbah rumah tangga.
Antusias pelatihan juga dirasakan oleh peserta lain. Pelatihan yang dilakukan akademisi dari Universitas Negeri Jakarta tersebut merupakan upaya pendidikan lingkungan dalam bentuk konservasi dalam upaya memberikan pemahaman tentang perlindungan maupun pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam berbasis pemanfaatan limbah.
Melalui kegiatan pemanfaatan limbah diharapkan informasi dan kesadaran untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan perilaku pro lingkungan masyarakat dapat tercapai.
Upaya tersebut juga diamini oleh Ahmad Qurtubi selaku Sekertaris Desa Pantai Bahagia.
Dalam pertemuannya beliau menyampaikan harapannya.
“Selain meningkatkan kepedulian masyarakat, kami berharap dalam pelatihan tersebut masyarakat juga dapat memiliki pendapatan tambahan melalui program pemanfaatan limbah," ujarnya di sela-sela kegiatan.
Kegiatan berlangsung sekitar tiga jam. Sebagai tindak lanjut pelatihan, peserta diberikan kain yang sudah dimordan dan bahan-bahan pelatihan, agar dapat mengulang materi tersebut di rumah.
Perjalanan panjang dari Jakarta menuju ujung Bekasi menggunakan perahu untuk menyebrangi sungai menjadi pengalaman berkesan tak terlupakan.
Kegiatan pemanfaatan mangrove menjadi peluang majunya pembangunan sosial ekonomi masyarakat lokal dan industri ekowisata.
Diharapkan program pembinaan pegabdian kepada masyarakat ini tentu bukan akhir. Kegiatan pendampingan secara berkelanjutan menjadi agenda selanjutnya.