"Penyebabnya belum tahu," ujar Supiyanto kemarin.
Berdasarkan hasil sementara, polisi tidak menemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh Dindin.
Polisi hanya menemukan sebuah resep dokter dari dalam kamar yang disinyalir milik korban.
"Hanya ada resep dokter di kamar itu. Penyebab kita belum tahu," kata dia.
Setelah itu jenazah Dindin dibawa ke Rumah Sakit Sintanala.
Sementara itu, polisi memasang garis polisi di lokasi kamar tempat ditemukannya Dindin untuk mempermudah proses penyelidikan.
"Sementara ini tidak ada ditemukan tanda atau bekas luka di korban."
"Kamis masih menunggu hasil dari rumah sakit," kata dia.
Soal resep dokter di lokasi, Supriyanto tak mau berspekulasi apakah itu ada kaitannya dengan kematian Dindin atau tidak.
Sewa Kamar Deluxe
Sementara itu Kapolres Tangsel AKBP Iman Setiawan menyebut, pihak keluarga menolak proses autopsi jenazah politikus Gerindra itu.
Pihak keluarga menolak proses autopsi lantaran tidak melihat adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh Dindin.
"Keluarga menolak karena tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh almarhum. Makanya tidak jadi diotopsi," terang Iman.
Seorang petugas hotel yang tak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, Dindin menyewa kamar tipe deluxe seharga Rp 500 ribu.